MEDAN – Metrolangkat.com
Aksi nekat empat kurir narkoba asal Jakarta yang mencoba menyelundupkan 5 kilogram sabu melalui Bandara Internasional Kualanamu berhasil digagalkan.
Para pelaku, yang menyembunyikan sabu dalam tubuh mereka menggunakan teknik body wrapping, ditangkap sebelum sempat naik pesawat tujuan Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa malam, 15 April 2025.
Direktorat Reserse Narkoba Polda Sumatera Utara bersama petugas Aviation Security (Avsec) Bandara Kualanamu menunjukkan sinergi yang sigap dan efektif dalam menggagalkan percobaan penyelundupan ini.
Modus Body Wrapping Terendus X-ray
Empat tersangka berinisial LN, RZ, RA, dan IS, seluruhnya warga Jakarta, diamankan petugas setelah salah satu dari mereka, RZ, menunjukkan gelagat mencurigakan saat melewati pemeriksaan X-ray.
Saat tubuhnya diperiksa lebih lanjut, petugas menemukan 12 bungkus sabu terikat rapi di bagian perutnya menggunakan lakban.
“Begitu RZ kami amankan, dia langsung mengaku ada tiga rekannya yang juga membawa sabu dengan cara yang sama. Kami langsung bergerak cepat, memantau CCTV, dan menyisir area gate hingga area merokok.
Ketiganya berhasil kami tangkap sebelum sempat naik ke pesawat,” ungkap Direktur Reserse Narkoba Polda Sumut, Kombes Pol Jean Calvijn Simanjuntak, dalam konferensi pers di Mapolda Sumut, Rabu (30/4/2025).
Paket Rp5 Miliar di Perut
Dari hasil pemeriksaan, sabu tersebut dikemas dalam 50 bungkus kecil dan berat total mencapai 5.000 gram.
Menurut Calvijn, nilai taksiran sabu itu mencapai Rp5 miliar dan dapat meracuni hingga 25.000 jiwa.
“Penyelundupan ini tidak hanya soal barang, tapi soal nyawa. Dengan pengungkapan ini, kita menyelamatkan puluhan ribu orang dari ancaman narkoba,” tegasnya.
Dikendalikan dari Jakarta oleh Buron
Pengungkapan bermula ketika LN, salah satu tersangka, dihubungi seseorang berinisial D yang kini berstatus DPO (Daftar Pencarian Orang).
D menawarkan pekerjaan mengantarkan sabu ke Kendari. LN kemudian mengajak tiga tersangka lainnya untuk ikut.
Mereka sempat bertemu di stasiun kereta di Jakarta untuk membahas skema pengiriman.
Setibanya di Medan, para kurir menginap di hotel kawasan Ringroad, Jalan Gagak Hitam. Di hotel itu, mereka menerima paket sabu dari seseorang yang datang menggunakan mobil putih.
Setelah serah terima, mereka berpindah ke hotel lain untuk menghindari kecurigaan, dan bersiap terbang ke Kendari.
Namun rencana itu kandas saat pemeriksaan di terminal keberangkatan.
Sudah Dua Kali Antar Sabu
Kombes Calvijn juga mengungkapkan bahwa ini bukan kali pertama kelompok ini menjalankan misi penyelundupan sabu.
Pada Februari 2025, mereka juga diduga melakukan pengiriman ke Kendari dengan jalur dan modus serupa.
Untuk aksi kali ini, keempatnya baru menerima uang muka sebesar Rp4 juta yang disebut-sebut hanya untuk menutup biaya perjalanan dan akomodasi.
Sisa bayaran akan diberikan setelah sabu tiba di tujuan.
Bandara Kualanamu Jadi Jalur Rawan
Polda Sumut mencatat Bandara Internasional Kualanamu menjadi salah satu jalur favorit jaringan narkoba.
Sepanjang 2024, tercatat 21 kasus penyelundupan narkoba melalui bandara ini, dengan 36 tersangka dan total barang bukti mencapai 46.217 gram sabu.
Sementara sejak awal 2025 hingga April, Polda telah menggagalkan tiga kasus serupa dengan enam tersangka dan barang bukti sabu mencapai 7.000 gram.
“Kami akan terus meningkatkan kerja sama lintas instansi, baik dengan Avsec, otoritas bandara, maupun BNN, untuk mempersempit ruang gerak sindikat narkoba di jalur transportasi udara,” kata Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Ferry Walintukan.
Komitmen Berantas Jaringan Narkoba
Pengungkapan ini menjadi bukti keseriusan Polda Sumut dalam perang melawan narkotika.
Calvijn menegaskan, pihaknya akan terus memburu jaringan pengedar dan pengendali narkoba, termasuk DPO berinisial D yang menjadi otak di balik aksi ini.
“Perang terhadap narkoba tidak akan pernah berhenti. Kami tidak hanya menangkap kurir, tetapi menargetkan jaringan dan bandar besar yang selama ini merusak masa depan generasi bangsa,” pungkasnya.(yg/re)