Langkat – Metrolangkat.com
Di tengah semilir angin pagi dan deretan stan UMKM yang tertata rapi di halaman Kantor MUI Langkat, semangat pemberdayaan umat terlihat nyata. Rabu (23/7/2025), Bupati Langkat H. Syah Afandin, SH, membuka secara resmi Gebyar MUMTAZ — singkatan dari Muharam UMKM Langkat Naik Kelas — sebuah gerakan ekonomi syariah yang tak hanya berbicara soal jual beli, tapi juga soal masa depan.
Bukan sekadar bazar biasa, Gebyar MUMTAZ merupakan cermin dari kolaborasi antara pemerintah daerah, Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan pelaku UMKM yang berkomitmen menggerakkan ekonomi umat berbasis prinsip syariah. Kegiatan ini juga menjadi bagian dari peringatan Hari Lahir ke-50 MUI Langkat, menjadikannya momentum spiritual sekaligus ekonomi.
“Saya tidak ingin ini berhenti di spanduk dan seremoni. Harus ada kelanjutan yang nyata, karena inilah jalan kita membangun kesejahteraan umat,” tegas Bupati Syah Afandin dalam sambutannya, dengan nada penuh optimisme.
Bagi Syah Afandin, MUI bukan hanya institusi yang mengurusi fatwa dan ibadah, tapi juga bisa menjadi pelopor gerakan ekonomi. Ia menyebutkan bahwa sinergi antara ulama dan umara (pemerintah) harus benar-benar menyentuh kebutuhan dasar masyarakat, termasuk di sektor ekonomi mikro yang kerap terpinggirkan.
“Saya terus belajar mendekat ke ulama. Karena saya percaya, kemajuan daerah butuh keseimbangan antara pembangunan fisik dan spiritual,” lanjutnya.
UMKM Naik Kelas, Langkat Naik Derajat
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini diikuti 22 pelaku UMKM dari berbagai kecamatan di Langkat. Mereka menampilkan aneka produk halal: mulai dari makanan-minuman tradisional, busana muslim, kerajinan tangan, hingga layanan keuangan syariah.
Menurut Ketua Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat MUI Langkat, Juli Hukman, SE, Gebyar MUMTAZ bukan hanya soal transaksi, tapi tentang memperkuat jejaring, mengedukasi pelaku usaha, dan membuka peluang naik kelas—dari level lokal menuju pasar regional bahkan nasional.
“Produk halal dan syariah punya pasar besar. Kita ingin UMKM Langkat menjadi pemain, bukan hanya penonton,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua MUI Langkat, H. Zulkifli Ahmad Dian, LC, MA, menekankan bahwa misi MUI hari ini bukan hanya membina umat dalam soal akidah, tapi juga kemandirian ekonomi. Ia menyebut kegiatan ini sebagai bagian dari “jihad ekonomi” yang dibutuhkan untuk membentengi umat dari ketergantungan dan keterpurukan.
“Kita ingin hadir di setiap sisi kehidupan umat. Ekonomi adalah salah satu yang paling penting,” ucapnya.
Membuka Jalan, Menyalakan Harapan
Usai membuka acara, Bupati bersama Ketua MUI dan jajaran pimpinan daerah meninjau setiap stan bazar. Tak sekadar melihat-lihat, ia berdialog langsung dengan para pelaku usaha—mendengarkan harapan, kendala, dan cerita perjuangan mereka.
“Saya bangga melihat produk-produk yang lahir dari desa-desa kita. Ini bukan hanya dagangan, ini hasil karya dan keringat yang patut kita dukung,” kata Syah Afandin sembari mencicipi kudapan tradisional dari salah satu pelaku UMKM.
Dengan semangat kolaboratif yang dibangun dalam Gebyar MUMTAZ, Langkat tampaknya mulai menapaki jalur ekonomi baru—yang tak hanya berbasis modal, tapi juga nilai. Ekonomi yang mengakar pada akhlak, gotong royong, dan keberkahan.
MUMTAZ bukan sekadar nama kegiatan. Ia adalah cita-cita: menjadikan UMKM Langkat naik kelas, dan bersama itu pula, derajat ekonomi umat ikut terangkat.(Kus)