Medan – Metrolangkat.com
Bulan Ramadan bagi H. Musa Rajekshah bukan sekadar momen menjalankan ibadah puasa.
Lebih dari itu, Ramadan adalah kesempatan untuk mempererat silaturahmi, menyebarkan kasih sayang, dan berbagi kebahagiaan dengan sesama.
Safari Ramadan yang rutin ia lakukan pun dimaknai sebagai wujud nyata kepedulian kepada masyarakat, khususnya mereka yang membutuhkan perhatian.
Sebagai Ketua Yayasan Haji Anif (YHA), Ijeck—sapaan akrab Musa Rajekshah—memahami betul bahwa keutamaan Ramadan bukan hanya terletak pada ibadah personal, tetapi juga pada bagaimana menjalin kedekatan dengan umat dan menciptakan harmoni sosial.
“Safari Ramadan itu seperti untaian mutiara. Setiap pertemuan, sapaan, dan bantuan yang diberikan adalah pantulan keindahan nilai kasih sayang,” ungkap Ijeck.
Pria yang kini menjadi Anggota DPR RI dari Sumatera Utara ini mengajak masyarakat untuk memanfaatkan Ramadan sebagai momentum memperkokoh persatuan.
Dalam setiap kunjungannya dari satu desa ke desa lain, Ijeck menekankan pentingnya silaturahmi yang tulus dan berbagi rezeki, sekecil apapun itu. “Berbagi itu soal keikhlasan.
Masyarakat tahu dan bisa merasakan apakah bantuan itu ikhlas atau hanya sekadar formalitas,” ujarnya tegas.
Safari Ramadan Ijeck tak hanya sebatas seremonial. Ia hadir langsung, bersapa hangat, mengajak masyarakat berbuka puasa bersama,
melaksanakan salat Maghrib berjemaah, hingga memberikan bantuan paket sembako, uang santunan, alat tulis bagi pelajar, hingga sedekah untuk anak yatim.
Semua itu, menurutnya, adalah bagian dari mendorong masyarakat meningkatkan kualitas beragama sekaligus mempererat kebersamaan rakyat dan pemerintah.
Ia juga banyak mendengarkan aspirasi yang disampaikan warga secara langsung. Dari percakapan-percakapan sederhana di sela buka puasa itulah, Ijeck mengaku menyerap banyak masukan tentang kebutuhan dan harapan masyarakat di desa-desa.
“Bukan hanya mendengar, tapi kami mencatat untuk ditindaklanjuti. Itulah esensi pemimpin, hadir di tengah rakyat,” ucapnya.
Bagi Ijeck, membangun Sumatera Utara, bahkan Indonesia, tak cukup hanya dengan instruksi atau edaran dari kantor pemerintahan.
Sentuhan kasih sayang dan teladan pemimpin yang amanah akan jauh lebih menggerakkan hati masyarakat. “Kita harus turun langsung, merangkul mereka, memberi semangat.
Jangan pernah lelah mengingatkan hak dan kewajiban mereka sebagai warga negara,” pesannya.
Ramadan ini, langkah Ijeck tak henti berayun, dari masjid ke masjid, dari kampung ke kampung. Dengan ringan, ia berjalan membawa pesan persaudaraan dan berbagi rezeki.
“Ramadan adalah waktu terbaik untuk mempererat ukhuwah. Kalau bukan sekarang, kapan lagi?” tutup Ijeck.( bey)
Penulis H Afan Bey Hutasuhut
Wartawan Majalah Tempo -1987-1994
















