Keterangan Gambar : Pimpinan DPRD Sumut Ricky Anthony.(Ist)
MEDAN – METROLANGKAT.COM
Aksi salah tangkap terhadap Ketua DPW NasDem Sumut sekaligus Ketua Umum Komando Bela Tanah Air (KOMBAT) Iskandar ST, Rabu malam (15/10/2025), berbuntut panjang.
Pimpinan DPRD Sumut Ricky Anthony menilai tindakan oknum polisi tersebut sangat tidak profesional dan harus segera diproses oleh Propam Polri.
Insiden terjadi di dalam Pesawat Garuda Indonesia GA 193 rute Kualanamu–Soekarno Hatta, saat pesawat sudah bersiap lepas landas pukul 19.25 WIB.
Tiba-tiba, sekelompok oknum polisi dari Polrestabes Medan naik ke kabin dan memaksa Iskandar turun, karena dikira target pelaku judi online (judol).
“Oknum polisi yang terlibat itu tidak profesional. Mereka harus memberikan klarifikasi dan meminta maaf secara terbuka.
Polri wajib meluruskan masalah ini, karena Pak Iskandar jelas menjadi korban salah tangkap,” tegas Ricky Anthony, Kamis (16/10/2025).
Tindakan Koboy di Ruang Publik
Ricky yang juga menjabat Ketua DPW KOMBAT Sumut menilai aksi tersebut mencederai citra institusi Polri di mata publik.
“Menangkap orang di tempat umum jangan seperti cara-cara preman. Apalagi di dalam pesawat yang sudah siap terbang.
Saya dapat informasi, penerbangan sempat delay gara-gara ulah mereka. Ini harus ditindaklanjuti dengan serius,” ujar politisi yang akrab disapa RA itu.
Menurutnya, aparat seharusnya melakukan verifikasi dan penyelidikan lebih dulu sebelum melakukan penangkapan.
Kesalahan identitas seperti ini, kata Ricky, menunjukkan lemahnya koordinasi dan integritas petugas lapangan.
Iskandar sendiri membenarkan kejadian itu. Ia menyebut sempat diamankan sementara di dalam pesawat, yang sudah terisi penuh oleh penumpang.
“Penumpang sudah siap lepas landas. Tiba-tiba sejumlah polisi berpakaian preman masuk bersama Avsec Bandara dan kru pesawat. Mereka mau menangkap pelaku judi online,” jelas Iskandar.
Namun setelah dicek, polisi menyadari bahwa nama target mereka hanya kebetulan sama dengan dirinya.
“Begitu sadar salah orang, mereka langsung pergi. Tidak ada yang mengaku polisi, padahal sudah buat gaduh di kabin. Parahnya lagi, mereka sudah pegang surat penangkapan,” ungkapnya.
Ricky menegaskan, Propam Polri harus segera memproses anggota yang terlibat agar kejadian serupa tidak terulang.
“Institusi Polri harus berani menindak anggotanya yang ceroboh. Salah tangkap bukan hal sepele — ini menyangkut martabat warga negara dan citra kepolisian,” pungkasnya.(Wis)
















