Medan – METROLANGKAT.COM
Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Sumatera Utara Pro Rakyat (GMNI, KAMMI, dan GMKI Sumatera Utara) menggelar aksi unjuk rasa di Kota Medan, Senin (22/9/2025), bertepatan dengan peringatan Hari Tani Nasional.
Dengan mengusung tema “Wujudkan Reforma Agraria Sejati”, massa aksi menyuarakan keprihatinan atas mandeknya pelaksanaan reforma agraria dan masih maraknya konflik pertanahan yang merugikan petani serta masyarakat adat di Sumatera Utara.
Salah satu fokus aksi adalah penolakan terhadap operasional PLTMH Aek Silang II milik PT Bakara Energi Lestari di Kabupaten Humbang Hasundutan.
Aliansi menilai perusahaan tersebut gagal memenuhi kewajiban kepada rakyat, bahkan dituding merugikan kehidupan petani dan merusak lingkungan sekitar.
“Kasus PLTMH Aek Silang II adalah bukti nyata bagaimana investasi seringkali datang dengan mengorbankan kesejahteraan petani dan kelestarian lingkungan. Negara tidak boleh diam,” tegas salah seorang orator aksi.
Empat Tuntutan Utama
Dalam aksinya, mahasiswa menyampaikan empat poin tuntutan kepada pemerintah:
1. Periksa dan adili PT Bakara Energi Lestari terkait kewajiban dan tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat, khususnya petani Humbang Hasundutan.
2. Tutup PLTMH Aek Silang II yang dinilai meresahkan dan merugikan warga sekitar.
3. Tuntaskan konflik agraria di Sumatera Utara, dengan mengedepankan kepentingan petani dan masyarakat adat.
4. Sahkan RUU Masyarakat Adat sebagai bentuk pengakuan hak konstitusional, serta dorong pembentukan Satgas Reforma Agraria Nasional untuk mempercepat penyelesaian konflik dan redistribusi tanah yang adil.
Aliansi menegaskan, peringatan Hari Tani Nasional sekaligus lahirnya Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) 1960 seharusnya menjadi momentum bagi negara untuk menegakkan keadilan agraria.
Namun kenyataannya, konflik agraria di Sumut dinilai masih jauh dari selesai.
“Kami berdiri bukan hanya sebagai mahasiswa, tapi sebagai penyambung lidah rakyat tertindas.
Aksi hari ini adalah peringatan keras bahwa mahasiswa bersama rakyat tidak akan berhenti melawan penindasan dan perampasan ruang hidup,” tutup aliansi. (Arif)