Ket gambar : Roy Didon Parlindungan Siahaan, HR Manager Kamisampoi Indonesia dan Talent Agency Tiktok diabadikan bersama Ketua PWI Langkat, M Darwis Sinulingga.(Yong)
Stabat – METROLANGKAT.COM
Dewan Pengurus Kecamatan (DPK) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Stabat sukses menggelar Talk Show bertema “Peluang, Tantangan, dan Etika Pengguna Media Sosial”, Senin (13/10/2025).
Kegiatan yang berlangsung hangat dan interaktif ini menghadirkan tiga narasumber inspiratif, yaitu Roy Didon Parlindungan Siahaan, HR Manager Kamisampoi Indonesia dan Talent Agency Tiktok, Harianto Ginting, praktisi hukum dan pengacara, serta Rivansyah, konten kreator muda asal Langkat.
Talk show dihadiri langsung oleh Bupati Langkat H. Syah Afandin, S.H., Ketua DPK KNPI Stabat M.A. Bahrum,
Ketua PWI Langkat M. Darwis Sinulingga, Ketua PD Al Washliyah Langkat, serta para peserta dari kalangan siswa SMAN 1 Stabat, mahasiswa, dan komunitas kreatif di Kabupaten Langkat.
Dalam sambutannya, Bupati Syah Afandin menyampaikan apresiasi tinggi terhadap inisiatif KNPI Stabat yang dinilai mampu menghadirkan kegiatan edukatif di tengah derasnya arus digitalisasi.
“Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini. Mau tak mau, media sosial seperti Tiktok hari ini sudah menjadi raja di hati masyarakat.
Media sosial adalah jendela dunia, tapi ingat — jari bisa menjadi penjara,” ujar Syah Afandin disambut tepuk tangan meriah peserta.
Sementara itu, Ketua KNPI Stabat M.A. Bahrum menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan wujud komitmen KNPI dalam mengedukasi generasi muda agar mampu menggunakan media sosial secara bijak, kreatif, dan produktif.
“Kami ingin para pelajar dan mahasiswa memahami potensi besar media sosial, tapi juga sadar akan tanggung jawab dan etika digital,” kata Bahrum.
Dalam sesi pemaparan, Roy Didon Parlindungan Siahaan menjelaskan bahwa Tiktok kini telah berkembang menjadi ekosistem ekonomi kreatif yang luas.
“Tiktok bukan sekadar hiburan. Ia telah menjadi ruang kerja baru bagi banyak anak muda. Tapi tanpa pemahaman etika dan tanggung jawab, semua bisa berbalik menjadi bumerang,” ujarnya.
Harianto Ginting menyoroti sisi hukum dan risiko pelanggaran UU ITE.
“Kebebasan berekspresi harus diimbangi dengan kesadaran hukum. Banyak kasus muncul karena pengguna tidak memahami batasannya,” tegasnya.
Sementara Rivansyah, konten kreator muda asal Langkat, membagikan pengalaman dalam membangun audiens secara organik di Tiktok.
“Konsistensi, kejujuran, dan nilai positif adalah kunci bertahan di dunia digital. Jangan takut memulai, tapi jangan pula asal viral,” ungkapnya.
Acara berlangsung lancar dan diakhiri dengan sesi tanya jawab, pemberian cendera mata kepada narasumber, serta foto bersama seluruh peserta dan tamu undangan.(Wis)