Coretan >> Yong Ganas
Sejak dipercaya memimpin Dinas Pendidikan Kabupaten Langkat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas, nama Gembira Ginting langsung mencuat ke permukaan. Bukan karena sensasi, tapi karena dedikasi.
Sosok yang sebelumnya menjabat sebagai Kabid SMP ini menunjukkan bahwa jabatan bukanlah tempat untuk bersantai, melainkan ruang pengabdian dan kerja keras.
Bupati Langkat H. Syah Afandin tentu tidak asal tunjuk. Keputusan menempatkan Gembira sebagai Plt Kadis Pendidikan adalah bagian dari ikhtiar memperbaiki wajah pendidikan Langkat
yang selama ini dirundung berbagai masalah klasik: minim koordinasi, buruknya manajemen, hingga lemahnya pengawasan.
Dan benar saja, sejak hari pertama menjabat pada 17 Maret 2025, Gembira langsung tancap gas.
Ia membangun komunikasi, bukan sekadar komando. Gembira mengumpulkan para pejabat internal dinas untuk mendengar langsung keluhan dan realitas di lapangan.
Tak berhenti di situ, para kepala sekolah tingkat SD dan SMP pun diundang berdialog.
Bukan sekadar seremoni, melainkan konsolidasi akal sehat: pendidikan harus dibangun dari bawah, bukan atas nama kekuasaan semata.
Gembira tegas. Prinsipnya jelas: kalau ingin baik, semua harus taat aturan. Itulah kenapa, langkah-langkah pembenahan yang dia jalankan mulai menggoyahkan kenyamanan sebagian pihak yang selama ini bermain di ruang abu-abu.
Dalam diamnya, ia menyentuh zona-zona gelap yang tak tersentuh.
Dan seperti biasa, ketika sebuah sistem yang bobrok mulai diperbaiki, resistensi akan muncul.
Baru sebentar mengemban amanah, Gembira sudah dihadiahi kabar miring: dituding melakukan korupsi pengadaan mobiler sekolah.
Tudingan murahan itu menyebut ia terlibat korupsi miliaran rupiah pada proyek meubel Februari 2025.
Faktanya? Saat pengadaan terjadi, Gembira belum menjabat Plt Kadis Pendidikan. Ia baru resmi menjabat sebulan setelahnya.
Lebih keji lagi, disebar kabar bahwa Gembira telah dipanggil dan diperiksa oleh Kejatisu. Lagi-lagi, fitnah tanpa dasar.
Hingga hari ini, tidak ada satu pun surat panggilan, tidak ada pemeriksaan, dan tidak ada status hukum apapun.
Maka jelas, ini bukan isu, tapi operasi pembunuhan karakter yang keji dan sistematis.
Dedi Damudi, Ketua MKKS SMP Kabupaten Langkat, menyampaikan,
“Sejak Gembira Ginting memimpin, ada semangat baru di lingkungan pendidikan. Ia mendengar keluhan kami, memfasilitasi dialog, dan menegaskan pentingnya transparansi. Tudingan terhadap beliau sangat tendensius dan tidak berdasar.
Kita harus jujur melihat bahwa langkah reformis Gembira dalam menata dinas pendidikan telah mengusik zona nyaman segelintir orang.
Dan cara paling keji untuk menjatuhkan seorang pejabat bersih adalah dengan menggiring opini publik melalui berita palsu dan framing liar.
Hari ini, kita dihadapkan pada dua pilihan: mendukung orang baik yang sedang bekerja keras membenahi sistem, atau membiarkan ia digerus oleh fitnah yang dikemas seperti fakta.
Gembira Ginting bukan malaikat. Tapi ia sedang bekerja jujur. Jika hari ini kita diam saat ia difitnah, besok jangan salahkan jika kita kembali dipimpin oleh mereka yang memelihara kebusukan atas nama kekuasaan.
Jangan biarkan integritas dikalahkan oleh fitnah.
Jangan biarkan pendidikan Langkat kembali tenggelam karena keberanian satu orang dibungkam oleh kepentingan segelintir pihak.
Hari ini, kita tak hanya membela Gembira Ginting. Kita sedang membela harapan anak-anak Langkat untuk mendapatkan masa depan yang lebih baik.(Red)