Langkat – METROLANGKAT.COM
Keputusan Partai NasDem mengusung pasangan Syah Afandin-Tiorita Br Surbakti (SATRIA) dalam Pilkada Langkat 2024, bukan kadernya sendiri, Adli Tama Hidayat Sembiring, menuai sorotan dari pengamat sosial politik.
Abdul Rahim Daulay dari Lingkar Wajah Kemanusiaan (Lawan Institute) menilai langkah tersebut bisa menjadi kerugian besar bagi NasDem.
“Dukungan masyarakat terhadap pasangan nomor urut 2, Iskandar Sugito-Adli Tama Sembiring (BISA), terus menguat.
Jika NasDem tidak mengusung kadernya sendiri, maka mereka akan kehilangan momentum dan potensi besar,” ujar Abdul Rahim, mantan Ketua Bidang Komunikasi Badko HMI Sumut (2021-2023).
Menurut data, NasDem memiliki pengaruh kuat di Langkat dengan 8 kursi di DPRD dan posisi Wakil Ketua DPRD periode 2024-2029. Selain itu, di Dapil Sumut XII, NasDem juga meraih 2 kursi.
Namun, NasDem tetap memilih mendukung pasangan SATRIA, bukan kadernya Adli Tama, meskipun Adli dikenal sebagai tokoh muda yang dekat dengan Prananda Surya Paloh dan menjabat sebagai Pengurus Harian Prananda Surya Paloh Center.
Dinamika Politik dan Keputusan NasDem
Ricky Anthony, salah satu elite NasDem, dalam sebuah rapat konsolidasi menyatakan bahwa meskipun Adli Tama adalah kader NasDem, keputusan partai untuk mendukung SATRIA tidak akan berubah.
“Kami tegaskan, NasDem tidak akan bergeser satu sentimeter pun dari dukungan untuk Pak Ondim (Syah Afandin) dan Ibu Tiorita,” ujarnya sebagaimana dikutip dari TikTok KIM Plus Langkat.
Namun, Abdul Rahim menilai pernyataan tersebut belum final. “Kata ‘akan’ menunjukkan potensi perubahan, tergantung peta politik mendekati hari pencoblosan.
NasDem masih mungkin mendukung Adli Tama jika melihat tren dukungan masyarakat dan peluang menang,” katanya.
Peta Politik Pilkada Langkat 2024
Paslon SATRIA didukung oleh koalisi besar 15 partai, termasuk Golkar, NasDem, PDIP, PAN, dan Gerindra. Sementara itu, paslon BISA diusung oleh PPP, PKB, dan Partai Ummat.
Meski kalah dalam jumlah koalisi, dukungan masyarakat terhadap paslon BISA terus menguat, terutama setelah debat publik Pilkada Langkat yang menunjukkan perbedaan visi antara kedua paslon.
“Pasangan BISA mampu menawarkan program-program yang konkret, seperti pembangunan Islamic Center dan universitas di Langkat.
Hal ini menarik perhatian masyarakat, terutama yang menginginkan perubahan signifikan di Langkat,” tambah Abdul Rahim.
Kesimpulan: Politik Bisa Berubah
Abdul Rahim menegaskan bahwa dinamika politik bisa berubah hingga hari pencoblosan pada 27 November 2024. “Partai politik harus peka terhadap aspirasi masyarakat.
Jika salah strategi, mereka bisa kehilangan peluang besar. Pada akhirnya, masyarakatlah yang menentukan masa depan Langkat,” pungkasnya.
Paslon SATRIA membawa jargon “SATRIA” (Syah Afandin-Tiorita), sementara paslon BISA dengan jargon “BISA” (Bersama Iskandar-Adli), beradu gagasan untuk memenangkan hati masyarakat.
Pilkada Langkat 2024 menjadi ajang penentu arah pembangunan kabupaten ke depan. (red)