Editorial Yong Ganas : Bukit Lawang, Surga yang ” Diperas” Dinas Pariwisata

- Kontributor

Minggu, 6 April 2025 - 09:59 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bahorok – Metrolangkat.com

Bukit Lawang. Sebuah nama yang seharusnya mendatangkan kebanggaan, bukan keluhan.

Surga ekowisata Langkat yang mendunia, rumah bagi orangutan Sumatera, dan magnet bagi pelancong mancanegara.

Tapi ironis, semakin ramai dikunjungi, semakin sunyi perhatian pemerintah.

Khususnya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Langkat, yang tampaknya lebih sibuk menghitung pungutan daripada membangun.

Ya, dinas ini seperti hadir hanya untuk menarik “cuan”, bukan untuk membina.

Pungutan restribusi dilakukan dengan disiplin tinggi—pengunjung tak bisa lolos dari pos jaga yang rapi menjaga aliran rupiah.

Tapi coba lihat sekeliling: tak ada satu pun tong sampah yang layak, tidak ada toilet umum dari pemerintah, musholla pun tak terlihat.

Semua fasilitas dasar ditopang penuh oleh swadaya masyarakat.

Ini wisata alam atau praktik pemerasan resmi?

Wartawan kami yang turun langsung ke lapangan, Jumat (4/4), menyaksikan langsung betapa buruknya tanggung jawab yang diemban dinas tersebut.

Tak ada pelatihan, tak ada pendampingan pelaku wisata, dan yang lebih memalukan: tidak ada satu pun bentuk kontribusi nyata dari uang restribusi yang digembosi dari para pelancong.

Baca Juga :  SATRIA vs BISA: Dua Filosofi untuk Langkat yang Lebih Baik

Bahkan tong sampah pun harus rakyat yang siapkan—dengan ember plastik dan kantong kresek!

Ini bukan hanya lalai. Ini sudah keterlaluan. Pemerintah daerah melalui Dinas Pariwisata tak ubahnya seperti pemalak berkedok pengelola.

Padahal, UU Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan menegaskan bahwa pemerintah wajib menjamin kenyamanan, kebersihan, dan keamanan kawasan wisata. Tapi nyatanya, semua diserahkan ke rakyat.

Dinas hanya datang memungut dan pergi begitu saja, meninggalkan beban di pundak warga dan penggiat wisata lokal.

Bukit Lawang bukan ladang emas untuk dikuras, tapi aset bangsa yang harus dirawat.

Dinas Pariwisata bukan pemungut pajak jalanan, tapi seharusnya jadi mitra rakyat dalam membangun ekowisata berkelanjutan.

Bila yang terjadi adalah sebaliknya, maka sudah saatnya Bupati Langkat turun tangan.

Kepala Dinas Pariwisata harus segera dievaluasi. Bila perlu, dicopot dan diganti dengan sosok yang paham makna pengabdian dan pelayanan.

Dan aparat penegak hukum? Jangan tutup mata. Uang restribusi yang tidak dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dan tidak terlihat bentuk penggunaannya, patut dicurigai sebagai kebocoran anggaran. Penyelidikan harus dilakukan.

Baca Juga :  KPU Langkat Boros Anggaran: Debat Paslon Harusnya di Langkat, Bukan di Medan

Jangan sampai seluruh kawasan wisata Langkat mengalami nasib yang sama: jadi ATM berjalan bagi oknum serakah.

Solusi? Ada.

  1. Audit Transparan seluruh penerimaan dan pengeluaran restribusi dari objek wisata. Libatkan BPK, Inspektorat, dan pihak independen.
  2. Revitalisasi Dinas Pariwisata, ganti pimpinan bila terbukti tidak kompeten dan tidak amanah.
  3. Bangun Fasilitas Dasar: Toilet umum, musholla, tempat sampah, dan sarana edukasi lingkungan wajib disediakan oleh pemerintah.
  4. Libatkan Pelaku Wisata Lokal dalam perencanaan dan pengelolaan kawasan. Jangan biarkan mereka jadi korban sistem yang timpang.
  5. Kampanye Kesadaran Wisata Berkelanjutan—ini kawasan konservasi, bukan pasar malam!

Bukit Lawang bukan ladang upeti. Ini harta yang diwariskan alam untuk anak cucu kita. Maka jaga, rawat, dan kelola dengan adil.

Dinas Pariwisata, saatnya berhenti jadi tukang pungut. Jadilah pelayan rakyat yang sebenarnya. Kalau tak mampu, mundur.

Jangan kotori keindahan Bukit Lawang dengan kerak ketamakan birokrasi.

Kami, Yong Ganas, tidak akan diam.

Follow WhatsApp Channel www.metrolangkat.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

“BUMD Langkat Dibajak? Publik Dipaksa Telan Proses Busuk”
Editorial Yong Ganas : Vonis Bebas Untuk Eka Depari…..
Editorial Yong Ganas : “Mimpi Aidil Ilham Lubis: Anak Bangsa yang Ingin Melawan Kutukan Orang Dalam”
Negeri Kelayau dan Raja Kejab Boh: Hikayat Sebuah Kekuasaan
Gembira Ginting Lawan Fitnah, Selamatkan Pendidikan
“Langkat Bergejolak: Dosa Lama yang Belum Selesai atau Badai Baru yang Sengaja Ditiup?”
“Satresnarkoba Bekerja, Publik Harus Mendukung Bukan Menghakimi”
Editorial Yong Ganas : Dishub Langkat, Jangan Hanya Hadir Saat Menghitung Uang
Berita ini 123 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 23 Juli 2025 - 20:00 WIB

“BUMD Langkat Dibajak? Publik Dipaksa Telan Proses Busuk”

Sabtu, 12 Juli 2025 - 08:51 WIB

Editorial Yong Ganas : Vonis Bebas Untuk Eka Depari…..

Jumat, 11 Juli 2025 - 15:13 WIB

Editorial Yong Ganas : “Mimpi Aidil Ilham Lubis: Anak Bangsa yang Ingin Melawan Kutukan Orang Dalam”

Sabtu, 21 Juni 2025 - 06:58 WIB

Negeri Kelayau dan Raja Kejab Boh: Hikayat Sebuah Kekuasaan

Rabu, 18 Juni 2025 - 11:59 WIB

Gembira Ginting Lawan Fitnah, Selamatkan Pendidikan

Berita Terbaru