Editorial : Yong Ganas, APBD Langkat 2024: Untuk Rakyat atau Asyik Buat Birokrasi?

- Kontributor

Selasa, 11 Maret 2025 - 07:48 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gambar ilustrasi memperlihatkan kemewahan di sisi pemerintah dan keterpurukan masyarakat di sisi lainnya. Pesannya jelas: ada ketimpangan yang mencolok yang terjadi. (Int)

Metrolangkat.com

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Langkat Tahun Anggaran 2024 mencatat rekor baru.

Dari yang semula direncanakan Rp 1,993 triliun, realisasi belanja daerah justru membengkak menjadi Rp 2,168 triliun.

Ada lonjakan fantastis Rp 174,9 miliar—angka yang seharusnya menjadi angin segar bagi pelayanan publik. Tapi benarkah demikian?

Fakta di lapangan justru memunculkan tanya besar: siapa sebenarnya yang menikmati kue APBD Langkat 2024 ini?

Masyarakat yang mendambakan pembangunan, atau justru birokrasi yang makin gemuk?

Pegawai Senang, Masyarakat Bimbang

Pos Belanja Pegawai menyedot perhatian. Dari pagu awal Rp 987,76 miliar, anggaran ini naik drastis hingga Rp 1,221 triliun—atau setara 123,63 persen.

Ini artinya, lebih dari separuh belanja daerah Langkat tahun 2024 digunakan untuk membayar gaji, tunjangan, dan segala rupa fasilitas aparatur pemerintah.

Bandingkan dengan Belanja Barang dan Jasa yang seharusnya menopang layanan publik. Dari pagu Rp 359,28 miliar, yang terealisasi hanya Rp 290,21 miliar (80,77 persen).

Baca Juga :  Adli Tama Hidayat Sembiring Tunjukkan Kedewasaan Berpolitik: Sapa dan Hormati Rivalnya, Syah Afandin

Ironis, sementara di desa-desa banyak sekolah kekurangan fasilitas, jalan-jalan berlubang, puskesmas sepi obat, dan pelayanan dasar masyarakat masih jauh dari kata layak.

Rakyat pun mulai bertanya-tanya, “Apa sebenarnya prioritas pemerintah daerah? Melayani rakyat atau memanjakan pegawai?”

Belanja Modal Naik, Tapi Pembangunan Masih Sekarat

Belanja Modal tercatat melonjak dari Rp 162,31 miliar menjadi Rp 203,03 miliar atau 125,09 persen.

Tapi coba lihat sekeliling kita, pembangunan apa yang benar-benar terasa? Di pedalaman, akses jalan rusak parah, irigasi pertanian tak tersentuh, dan infrastruktur publik minim perhatian.

Lalu, ke mana larinya tambahan anggaran itu? Masyarakat Langkat berhak mendapat penjelasan, bukan hanya angka-angka di atas kertas.

Bantuan Sosial: Nasib Rakyat Cuma Jadi Sisipan

Paling tragis adalah realisasi Belanja Bantuan Sosial. Dari pagu Rp 11,68 miliar, hanya Rp 3,05 miliar yang disalurkan (26,13 persen).

Ini jelas mencederai rasa keadilan sosial, apalagi saat banyak rakyat kecil di Langkat masih hidup di bawah garis kemiskinan dan butuh bantuan langsung.

Ketika rakyat berharap, anggaran untuk mereka justru diabaikan. Sementara pos hibah bahkan bisa melebihi target, menjadi Rp 66,04 miliar dari pagu Rp 63,45 miliar (104,07 persen). Siapa sebenarnya yang dihibahkan?

Baca Juga :  Dimata Pratenta Beru Tarigan, Pak Uda Itu Pekerja Keras Bermental Baja Tapi Cengeng

Langgar Batas Aman, Ancam Dana Daerah

Menurut Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 24 Tahun 2024, Belanja Pegawai maksimal hanya boleh 30 persen dari total belanja daerah.

Kenyataannya, Langkat mencatat 56,3 persen—nyaris dua kali lipat dari batas aman.

Jika terus dibiarkan, pemerintah pusat bisa saja menahan dana transfer ke daerah. Akibatnya? Rakyat lagi yang dikorbankan.

Rakyat Jangan Diam! Saatnya Tahu dan Kawal!

APBD adalah uang rakyat, bukan milik segelintir orang di lingkaran kekuasaan.

Ketika birokrasi semakin kenyang dan masyarakat masih kelaparan pembangunan, suara rakyat wajib lantang! Transparansi dan pengawasan mutlak dibutuhkan.

Kita tidak bisa hanya pasrah melihat uang daerah dihabiskan tanpa manfaat nyata.

Masyarakat Langkat berhak tahu, bertanya, dan mengawal. Apakah APBD Langkat 2024 benar-benar untuk rakyat? Ataukah hanya untuk membuat birokrasi makin nyaman dan terlena?

Jawabannya ada di depan mata. Tinggal kita, mau diam atau bersuara.(Red)

 

 

Follow WhatsApp Channel www.metrolangkat.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

“BUMD Langkat Dibajak? Publik Dipaksa Telan Proses Busuk”
Editorial Yong Ganas : Vonis Bebas Untuk Eka Depari…..
Editorial Yong Ganas : “Mimpi Aidil Ilham Lubis: Anak Bangsa yang Ingin Melawan Kutukan Orang Dalam”
Negeri Kelayau dan Raja Kejab Boh: Hikayat Sebuah Kekuasaan
Gembira Ginting Lawan Fitnah, Selamatkan Pendidikan
“Langkat Bergejolak: Dosa Lama yang Belum Selesai atau Badai Baru yang Sengaja Ditiup?”
“Satresnarkoba Bekerja, Publik Harus Mendukung Bukan Menghakimi”
Editorial Yong Ganas : Dishub Langkat, Jangan Hanya Hadir Saat Menghitung Uang
Berita ini 53 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 23 Juli 2025 - 20:00 WIB

“BUMD Langkat Dibajak? Publik Dipaksa Telan Proses Busuk”

Sabtu, 12 Juli 2025 - 08:51 WIB

Editorial Yong Ganas : Vonis Bebas Untuk Eka Depari…..

Jumat, 11 Juli 2025 - 15:13 WIB

Editorial Yong Ganas : “Mimpi Aidil Ilham Lubis: Anak Bangsa yang Ingin Melawan Kutukan Orang Dalam”

Sabtu, 21 Juni 2025 - 06:58 WIB

Negeri Kelayau dan Raja Kejab Boh: Hikayat Sebuah Kekuasaan

Rabu, 18 Juni 2025 - 11:59 WIB

Gembira Ginting Lawan Fitnah, Selamatkan Pendidikan

Berita Terbaru