Jakarta – Metrolangkat.com
Presiden RI Prabowo Subianto menyatakan bahwa Indonesia akan mempertimbangkan membuka hubungan diplomatik dengan Israel jika Palestina telah meraih kemerdekaan penuh. Hal itu ia ungkapkan sebagai bagian dari komitmen Indonesia dalam mendukung solusi damai dua negara dalam konflik Palestina-Israel.
“Posisi Indonesia jelas: kami mendukung kemerdekaan penuh bagi Palestina. Setelah itu tercapai, kita dapat membuka ruang diplomasi, termasuk dengan Israel,” ujar Prabowo dalam wawancara khusus di Istana Negara, Selasa (28/5).
Presiden menegaskan bahwa prinsip politik luar negeri Indonesia tetap berpijak pada konstitusi yang menolak segala bentuk penjajahan. Namun ia menambahkan bahwa diplomasi dapat menjadi sarana untuk memperjuangkan keadilan dan mendorong perdamaian jangka panjang.
“Diplomasi bukan berarti tunduk, tapi cara untuk menciptakan solusi damai dan menjaga kepentingan umat manusia, termasuk rakyat Palestina,” tambahnya.
Komitmen terhadap Solusi Dua Negara
Indonesia selama ini menjadi salah satu negara yang vokal mendukung solusi dua negara sebagai jalan penyelesaian konflik antara Israel dan Palestina. Dalam berbagai forum internasional, Indonesia secara konsisten menyerukan pengakuan terhadap Palestina sebagai negara merdeka dan berdaulat.
Presiden Prabowo menyatakan bahwa Indonesia siap memainkan peran sebagai fasilitator damai jika kemerdekaan Palestina telah diakui secara internasional. Ia juga menekankan bahwa normalisasi hubungan diplomatik akan dilakukan secara hati-hati dan tetap memperhatikan sensitivitas umat.
Respons Beragam
Pernyataan Presiden mendapat tanggapan beragam dari berbagai kalangan. Ketua Komisi I DPR RI, yang membidangi hubungan luar negeri, menyebut sikap Presiden sebagai bentuk pragmatisme yang konstruktif.
“Sikap ini membuka peluang diplomasi yang lebih aktif, tentu tetap dengan syarat kemerdekaan Palestina sebagai fondasi,” ujarnya.
Sementara itu, sejumlah ormas Islam meminta pemerintah tetap konsisten pada prinsip solidaritas terhadap Palestina. Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH. Anwar Abbas, mengingatkan bahwa hubungan diplomatik dengan Israel baru bisa dilakukan setelah Palestina betul-betul merdeka, bukan sekadar simbolis.
“Yang penting itu kemerdekaan sejati bagi Palestina. Jangan sampai diplomasi dilakukan saat hak-hak Palestina belum terpenuhi sepenuhnya,” kata Anwar.
Belum Ada Hubungan Resmi
Hingga kini, Indonesia belum memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Israel. Posisi tersebut telah dijaga sejak era Presiden Soekarno, sebagai bentuk solidaritas terhadap perjuangan Palestina.
Indonesia secara aktif mengirim bantuan kemanusiaan ke Gaza dan mendukung berbagai resolusi internasional yang menekan Israel untuk menghentikan agresi militer serta membuka ruang dialog damai.
Presiden Prabowo menegaskan bahwa arah kebijakan luar negeri Indonesia akan tetap sejalan dengan aspirasi rakyat dan nilai-nilai dasar konstitusi.
“Indonesia akan terus berdiri bersama rakyat Palestina. Namun ketika waktunya tiba dan perdamaian sudah tercapai, diplomasi akan menjadi alat untuk menjaga stabilitas kawasan,” pungkasnya.
Editor : Rhm
















