Sumatera Utara – METROLANGKAT.COM
Paska banjir besar yang melumpuhkan sebagian wilayah Kabupaten Langkat, denyut kehidupan masyarakat belum sepenuhnya pulih.
Di sejumlah desa pedalaman, warga mengaku masih kesulitan mendapatkan bahan pangan.
Suplai logistik dikabarkan belum menyentuh seluruh titik terdampak. Kondisi ini pun memantik keprihatinan Pimpinan DPRD Sumut, Ricky Anthony.

Ricky menilai krisis logistik yang dialami warga tak boleh dibiarkan berlangsung lama.
Menurutnya, fakta banyak keluarga yang kelaparan di desa-desa terisolir menunjukkan lemahnya koordinasi pemerintah dalam fase tanggap darurat.
“Akses terputus, sinyal seluler mati, listrik padam. Kelaparan melanda di mana-mana. Bayi, anak-anak, dan lansia sangat kita khawatirkan keselamatannya. Ini harus segera kita tangani,” ujar RA, sapaan akrabnya.
Politisi muda dari Partai NasDem itu menegaskan bahwa pemerintah pusat dan daerah harus mengambil langkah cepat dan sistematis.
Bantuan pangan, kata RA, perlu digelontorkan secara masif ke titik-titik terdampak tanpa prosedur berbelit.
Tak hanya menggandalkan relawan, RA menegaskan bahwa negara memiliki tanggung jawab terbesar dalam menjamin keselamatan warganya.
“Bantuan pribadi atau komunitas pasti ada batasnya. Tidak mungkin menjangkau seluruh desa, apalagi yang terisolir.
Maka anggaran negara harus digelontorkan untuk rakyat, karena itu uang mereka. Mereka sedang sangat membutuhkan saat ini,” tegas RA.
Di sejumlah wilayah Langkat, debit air mulai surut. Beberapa titik di Hinai, Tanjung Pura, Gebang, Babalan, Sei Lepan, Brandan Barat, Secanggang, Stabat
Pangkalan Susu, Binjai hingga Besitang sudah mulai dapat diakses. Namun, kondisi warga belum otomatis membaik.
Di Kelurahan Alur Dua, Kecamatan Sei Lepan, misalnya, warga mengalami krisis air bersih dan bahan pangan. Mereka bertahan dengan saling berbagi makanan untuk menyambung hidup.
“Sudah enam hari banjir. Baru hari ini bantuan pemerintah masuk. Kemarin hanya dari relawan-relawan. Karena semua area terkurung air,” ujar salah seorang warga yang mengungsi di Masjid At Taqwa.
Seiring surutnya air, Ricky berharap pemerintah hadir lebih masif melalui dapur umum, distribusi kemasan pangan, dan pemulihan kebutuhan dasar.
“Situasi ini soal nyawa, bukan rutinitas laporan. Jangan menunggu, jangan lambat. Turunkan semua yang diperlukan,” pungkasnya.(Wis)
















