Selamat Ulang Tahun Ke-53 Tahun Ketua Cana :
Waktu bisa merampas kebebasan seseorang. Tembok penjara bisa membatasi langkah kaki.
Tapi tidak ada tembok yang cukup kokoh untuk meruntuhkan kenangan dan pengaruh seorang Terbit Rencana Perangin-angin, atau yang akrab disebut Ketua Cana.
Hari ini, usianya genap 53 tahun. Di balik jeruji besi, seorang pria sederhana asal Desa Raja Tengah, Langkat, itu merenungi jejak hidupnya.
Dilahirkan dari keluarga yang bukan siapa-siapa, tanpa harta, tanpa nama besar, hanya berbekal tekad dan prinsip hidup yang tegak lurus: benar adalah benar, salah tetap salah.
Tak banyak orang yang bisa berdiri seteguh itu di tengah arus kepentingan, rayuan, atau godaan kekuasaan. Tapi Cana berbeda.
Ia dikenal pemurah tanpa pamrih. Membantu tanpa kamera, tanpa sorotan, tanpa berharap ucapan terima kasih.
Di Langkat, semua tahu, membantu bagi Cana bukan untuk dipertontonkan, melainkan panggilan hati.
Dari tanah sederhana Desa Raja Tengah, Cana merangkak membangun hidup. Bersama sang istri, Tiorita Br Surbakti, ia melewati hari-hari sulit, merintis usaha dari bawah, hingga akhirnya memiliki kilang sawit.
Buah cinta mereka, Dewa Perangin-angin dan Ayu, lahir di tengah perjuangan itu — simbol bahwa hidup memang keras, tapi keluarga selalu jadi pelabuhan terakhir.
Namun hidup tak selalu bersih dari badai.
Ketua Cana pernah berdiri di puncak: memimpin Majelis Pimpinan Cabang Pemuda Pancasila Kabupaten Langkat sejak 1997, duduk di kursi DPRD Langkat
Bahkan dipercaya rakyat memimpin Langkat sebagai Bupati pada 2019. Siapa sangka, di balik kekuasaan itu, takdir justru berbalik menguji.
Tuduhan gratifikasi menyeretnya ke balik jeruji. Dari ruang kerja bupati, ke ruang tahanan KPK. Hidup sekejap berubah.
Tapi ada hal yang tidak ikut dipenjara: nama dan pengaruhnya.
Hingga kini, kader Pemuda Pancasila tetap menyebut nama Ketua Cana dengan bangga.
Bukan karena lupa pada kesalahannya, tapi karena mengenang kebaikan dan ketegasannya.
Cana adalah Ketua yang selalu melindungi, tapi juga tanpa kompromi soal narkoba. Tak peduli siapa, jika terlibat narkoba, keluar dari PP.
Tapi bagi yang ingin berubah, pintu selalu terbuka — bahkan Cana membangun tempat rehabilitasi sendiri untuk para kader yang ingin kembali ke jalan lurus.
Kini, usia boleh bertambah, rambut mungkin mulai memutih, tapi api perjuangan dan kenangan itu tetap menyala.
Di balik jeruji, mungkin Cana merenung. Tentang pilihan hidup, tentang jatuh bangun, tentang kesalahan, tentang pengkhianatan, tentang kepercayaan yang sempat diberikan rakyat.
Hidup kadang seperti ombak: mengangkat kita ke puncak, lalu menghantam ke dasar, hanya untuk mengingatkan bahwa kita tetap manusia — rapuh, salah, tapi juga selalu punya kesempatan untuk berubah.
Ulang tahun kali ini bukan dirayakan di aula mewah atau rumah besar, tapi di ruang sempit penjara.
Namun, doa dan harapan tetap mengalir. Dari keluarga kecilnya, dari para kader, bahkan dari mereka yang diam-diam masih menaruh hormat.
Semoga usia 53 ini menjadi awal perenungan, awal perbaikan, dan awal lembaran baru. Karena hidup selalu memberi kesempatan kedua, bagi siapa saja yang benar-benar ingin berubah.(Darwis Sinulingga)