Langkat – METROLANGKAT.COM
Kondisi memprihatinkan kembali dialami para atlet yang membawa nama Sumatera Utara, khususnya Kabupaten Langkat di ajang nasional.
Tim sepak bola putri BRIMO Langkat U-17, yang mewakili Sumut di Piala Pertiwi 2024 di Jakarta, harus menempuh perjalanan selama tiga hari tiga malam menggunakan bus.
Tim yang terdiri atas 21 pemain serta 4 official dan pelatih, berangkat pada Jumat, 6 Desember 2024, dan baru tiba di Jakarta pada Senin, 9 Desember 2024.
Meski mengalami kelelahan akibat perjalanan panjang, para pemain tetap bersemangat untuk berlaga membawa nama baik Sumut.
Piala Pertiwi yang diselenggarakan oleh PSSI akan berlangsung mulai 12 hingga 20 Desember 2024, diikuti oleh 10 tim dari berbagai provinsi.
Dalam fase grup, BRIMO Langkat akan menghadapi tantangan berat dari tim tangguh seperti Jawa Timur dan DI Yogyakarta.
Barino, Ketua BRIMO Langkat, saat diwawancarai menyampaikan bahwa meskipun kondisi pemain baik-baik saja, mereka cukup kelelahan akibat perjalanan panjang menggunakan bus.
“Kami berusaha memberikan yang terbaik untuk Sumut, meskipun keterbatasan fasilitas dan dukungan menjadi tantangan besar.
Sampai saat ini, biaya perjalanan sebagian besar kami tanggung sendiri, dibantu oleh rekan-rekan dan relasi.
Belum ada komunikasi atau bantuan dari Pemerintah Kabupaten Langkat,” ujar Barino.

Kritik untuk Pemerintah Langkat
Kondisi ini menimbulkan pertanyaan besar tentang perhatian dan komitmen Pemerintah Kabupaten Langkat terhadap pembinaan olahraga dan atlet lokal.
Sebagai duta Sumut di ajang nasional, sudah selayaknya tim mendapatkan dukungan penuh, baik dari segi fasilitas transportasi, akomodasi, maupun kebutuhan dasar lainnya.
Namun, fakta bahwa mereka harus berjuang sendiri hingga mengandalkan bantuan dari pihak luar menunjukkan minimnya perhatian pemerintah.
Langkat, yang dikenal memiliki potensi olahraga besar, seharusnya lebih serius dalam membina dan mendukung atletnya.
Perjalanan panjang menggunakan bus selama tiga hari bukan hanya melelahkan, tetapi juga berpotensi mengganggu performa tim di pertandingan.
Situasi ini menunjukkan perlunya perbaikan besar dalam sistem pendanaan olahraga, khususnya bagi atlet yang berjuang di tingkat nasional.
Para atlet dan penggiat olahraga berharap pemerintah segera mengambil langkah konkret untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang.
Apresiasi dan dukungan nyata harus diberikan kepada mereka yang telah mengharumkan nama daerah, bukan hanya janji kosong saat musim kampanye tiba.
Perjuangan Tak Kenal Lelah
Meski demikian, semangat para pemain BRIMO Langkat patut diapresiasi. Mereka menunjukkan dedikasi tinggi untuk mengharumkan nama Sumut di kancah nasional.
Dukungan moral dari masyarakat menjadi salah satu motivasi besar bagi mereka untuk tetap berjuang.
Pemerintah Langkat diharapkan segera turun tangan, memberikan dukungan yang layak, serta memastikan bahwa para atlet ini dapat bertanding dengan kondisi prima.
Karena sejatinya, keberhasilan mereka di lapangan juga merupakan keberhasilan Langkat. (rel/yg)