MEDAN – METROLANGKAT.COM
Pemerintah Kota (Pemko) Medan terus memperkuat langkah menuju pertanian perkotaan yang modern dan berkelanjutan.
Komitmen ini ditegaskan Wali Kota Medan Rico Tri Putra Bayu Waas saat menghadiri pelantikan pengurus Tani Merdeka Indonesia tingkat kecamatan se-Kota Medan, Minggu (2/11/2025) di Thayyiba Hall RM Wong Solo, Medan.
Rico Waas menyampaikan dukungan penuh terhadap gerakan Tani Merdeka Indonesia Kota Medan, yang dinilainya sebagai mitra strategis pemerintah dalam membangun ekosistem pertanian perkotaan berbasis teknologi.
“Pertanian hari ini tidak lagi bergantung pada lahan luas seperti dulu. Dengan inovasi seperti urban farming dan vertical farming, pertanian bisa tumbuh di mana saja — bahkan di tengah kota,” ujar Rico.
Dalam kesempatan itu, Rico juga menyoroti pentingnya sektor pertanian sebagai salah satu kunci pengendalian inflasi di Kota Medan. Ia menyebut, naiknya harga cabai akibat gagal panen menjadi salah satu penyebab utama inflasi dalam beberapa waktu terakhir.
“Kita ingin Tani Merdeka hadir sebagai backup plan pemerintah dalam menjaga ketersediaan bahan pangan sekaligus mendukung program nasional Makan Bergizi Gratis (MBG),” jelasnya.
“Ini peluang besar bagi Tani Merdeka untuk menjadi pemasok utama bahan pangan lokal,” tambahnya.
Rico berharap gerakan ini bisa menjadi wadah generasi muda untuk berinovasi di bidang pertanian, menciptakan kemandirian pangan, serta memperkuat ekonomi masyarakat di level akar rumput.
Sementara itu, Ketua Tani Merdeka Indonesia Kota Medan, H. Agus Suriyono, menyampaikan bahwa setelah pelantikan di tingkat kecamatan, pihaknya akan membentuk kepengurusan di 151 kelurahan dalam waktu tiga bulan ke depan.
Ia menjelaskan, berbagai kegiatan pertanian urban telah dijalankan oleh jajaran Tani Merdeka di sejumlah kecamatan, antara lain budidaya cabai, lele, maggot, dan anggur, serta pengembangan sistem hidroponik dan akuaponik.
“Kami juga akan mengelola limbah organik dari rumah tangga, hotel, dan restoran menjadi pupuk kompos, pakan ternak, dan pakan maggot. Semua ini bagian dari pertanian berkelanjutan,” jelas Agus.
“Kami siap menjadi mata dan telinga pemerintah di lapangan, membantu menekan inflasi dan memperkuat ekonomi warga,” tegasnya.
Dalam kegiatan tersebut juga dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) tentang Pengelolaan Limbah Sampah Organik dan Makanan Berlebih antara Tani Merdeka Medan, PD Pasar Medan, PHRI Sumut, dan IHGMA Sumut.
Kolaborasi ini diharapkan dapat memperkuat rantai pengelolaan pangan dan limbah secara terpadu, menjadikan Medan sebagai kota dengan sistem pertanian urban yang ramah lingkungan dan berorientasi masa depan.
Turut hadir dalam acara tersebut, Ketua Umum DPN Tani Merdeka Indonesia Don Muzakir, Ketua DPRD Medan Wong Chun Sen, Ketua DPW Tani Merdeka Sumut M. Husni, serta para pengurus kecamatan dari 21 wilayah se-Kota Medan.
Gerakan Tani Merdeka di Kota Medan menjadi cermin semangat baru dalam membangun pertanian modern yang tak hanya fokus pada hasil, tetapi juga pada inovasi, kolaborasi, dan keberlanjutan. Dengan dukungan Pemko Medan, langkah menuju kemandirian pangan bukan lagi cita-cita — tapi sedang diwujudkan dari tengah kota.(Wis)
















