Binjai – METROLANGKAT.COM
Sebuah baleho berwarna mencolok di Lingkungan II, Kelurahan Bandar Senembah, Kecamatan Binjai Barat, sontak menarik perhatian warga yang melintas.
Bukan karena desainnya yang indah, melainkan isi tulisannya yang menohok dan menyindir keras pemerintah.
“Mohon Bantuan Pembuatan Parit LK II Kelurahan Bandar Senembah – Kasian Warga Kebanjiran Terus.
Pemerintah Mungkin Belum Ada Biaya…!!!” demikian bunyi tulisan besar di baleho tersebut.
Kalimat sindiran itu seolah menjadi teriakan keputusasaan warga yang sudah bertahun-tahun dihantam banjir setiap musim hujan.
Foto-foto di bawah baleho memperlihatkan kondisi memilukan: rumah-rumah terendam, anak-anak bermain di air kotor, dan warga kesulitan beraktivitas karena jalan berubah menjadi kolam.
Menurut Syahrial, Kepala Lingkungan II, masalah genangan air di kawasan itu sudah terjadi sejak lama.
Bahkan sudah empat kali berganti Camat, namun tak satu pun yang berhasil menuntaskan persoalan.
“Wakil Wali Kota juga sudah datang ke sini. Tapi hasilnya nol besar. Sampai sekarang parit belum juga dibuat,” ujarnya, Jumat (3/10).
Karena tak kunjung direspons, warga akhirnya berinisiatif melakukan galangan dana mandiri.
Mereka berencana turun ke jalan membawa kotak infak dan kardus mi instan untuk mengumpulkan sumbangan dari masyarakat yang lewat, agar pembangunan parit bisa segera dilakukan secara swadaya.
“Besok warga mau action. Kalau nunggu anggaran dari pemerintah, entah kapan jadi,” kata Syahrial dengan nada getir.
Ia menilai, baleho sindiran itu adalah bentuk protes terbuka sekaligus tamparan keras bagi Pemerintah Kota Binjai yang dinilai lamban dan abai terhadap kebutuhan dasar masyarakat.
“Kalau sampai warga harus pasang baleho seperti ini, artinya mereka sudah jenuh menunggu janji.
Pemerintah jangan menunggu rakyat berteriak dulu baru bergerak. Ini soal kesehatan, soal kehidupan,” tegasnya.
Syahrial menambahkan, alasan klasik “belum ada anggaran” sudah tak relevan lagi di tengah penderitaan warga.
“Kalau pemerintah bilang belum ada biaya, berarti memang tidak ada kemauan. Padahal ini menyangkut hajat hidup orang banyak.
Warga berhak atas lingkungan yang sehat,” ujarnya dengan nada kecewa.
Kini, warga Bandar Senembah hanya berharap aksi diam lewat baleho protes itu menggugah nurani pejabat di Pemko Binjai.
Sebab, bagi mereka, yang dibutuhkan bukan janji atau seremonial kunjungan—tapi parit yang benar-benar berfungsi.(Kus)