Tahta Diujung Jalan: Raja Kejab Boh Salah Memilih Permaisuri

- Kontributor

Jumat, 6 September 2024 - 08:43 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Yong Ganas

i

Yong Ganas

Opini >> Yong Ganas >>

Dikisahkan disebuah Negeri bernama Kerajaan Kelayau, sebentar lagi akan dilangsungkan pemilihan Raja dan Ratunya.

Hal itu karena masa jabatan sang Raja yang telah memimpin selama 5 tahun telah berahir.

Dalam tradisi Kerajaan, raja yang sebelumnya telah memerintah selama lima tahun dibenarkan untuk ikut kembali mencalonkan diri.

Dan seperti pemilihan sebelumnya, Pemilihan Raja atau orang nomor satu diNegri ini tidak dipilih melalui garis keturunan,

melainkan melalui sebuah pesta besar yang diberinama pemilihan umum dimana masyarakat mengunakan hak suaranya secara langsung.

Nah, bagi raja yang telah memerintah selama lima tahun pertama, kembali berambisi melanjutkan tampuk kekuasaan.

Dengan pengalaman dan pengaruhnya selama ini, Raja Kejab Boh langsung menyusun rencana pemenangan bersama panglima talamnya.

Strategi Politikpun dimainkan. Meski menjabat sebagai Raja selama 5 tahun pertama di Negeri kelayau, tapi Raja Kejab Boh masih banyak kekurangan.

Kekuranganya tidak memiliki cukup dukungan di Parlemen kerajaan.

Oleh sebab itulah, dengan trik Politiknya, Raja Kejab Boh mendekati seorang “Permaisuri” Pemimpin sebuah Partai besar yang diketahui memiliki banyak pengikut di Parlemen Kerajaan dengan harta yang melimpah.

Berkat keahlianya dalam melakukan loby-loby Politik, Raja Kejab Boh berhasil mendapat dukungan penuh dari “ Permaisuri” yang berasal dari Kerajaan Hulu itu.

Bahkan bak kerbau yang dicucuk hidungnya, Permaisuri yang ditakuti kerajaanya ini, setuju saja dijadikan orang nomor dua oleh Raja kejab Boh.

Hal ini tentu diluar perkiraan banyak orang. Kabar bersandingnya Raja Kejab Boh dan Permaisuri pada Pemilihan Raja kali ini langsung trending dan menjadi isu hanggat dimasyarakat diNegeri Kelayau.

Dengan senyum khasnya pada sebuah kesempatan Raja Kejab Boh mendeklarasikan kalau “Permaisuri” dari Kerajaan Hulu akan mendampinginya pada kepemimpinan Raja yang akan datang.

Ada yang senyum, tak sedikit yang sinis mendengar kabar tersebut.

Baca Juga :  Adli Tama Hidayat Sembiring: Sosok Muda Visioner Pembawa Harapan Baru untuk Langkat

Mengingat Pemilihan semakin dekat, Raja kejab Boh terus melakukan loby-loby Politik dari mulai kedatukan, sahabat, hingga menteri-menteri dari Partai partai lain.

Sangkin ambisinya dan tak ingin kalah dalam pemilihan ini, Raja Kejab Boh memborong banyak Partai Politik untuk mendukungnya.

Entah berapa rembang pati yang sudah dihabiskan untuk membeli dukungan suara dari Menteri-menteri dan Panglima Jilat tadi.

Ambisi Raja Kejab Boh memborong habis seluruh Partai bertujuan agar tidak adalagi Calon lain yang menyaingi.

Melihat besarnya dukungan dari Parlemen, Raja Kejab Boh merasa sudah diatas angin. Dan yakin betul kalau Pemilihan Raja kali ini akan dimenangkan olehnya.

Hal itu karena pasangan Raja Kejab Boh dan Permaisuri diwacanakan akan melawan kotak kosong alias tidak ada imbang.

Tetapi siapa menyangka. Di menit-menit terahir jelang ditutupnya pendaftaran calon Raja,tiba-tiba muncul Pasangan Calon Raja dari Negeri Hilir.

Pasangan Calon Raja ini dikenal santun dan jujur. Sedangkan pendamping si Calon Raja dari Hilir ini, seorang anak muda yang cerdas dan beradab.

Kehadiran Pasangan Calon Raja dari HIlir ini langsung jadi buah pembicaraan di Kerajaan Kelayau.

Para alim ulama, cendikiawan, saudagar, anak muda, kaum hawa dan Parlemen kerajaan.

Kubu dari Pasangan Raja Kejab Boh,sama sekali tidak mengkhawatirkan Pasangan Calon dari Raja Hilir ini.

Bahkan, para Panglima talam dan panglima Jilat dikerajaan Kejab Boh, tertawa cekikikan disana sini mendengarnya.

Ada yang mengatakan Pasangan Calon dari Raja Hilir ini adalah Pasangan Miskin karena tak punya uang yang banyak yang bisa memenuhi kebutuhan kampanye nantinya.

Jadi wajarlah pasangan Raja ini diremehkan kubu Raja Kejab Boh.

Namun gelombang dukungan tiba-tiba bermunculan disana sini untuk pasangan dari Raja Hilir ini.

Berbagai puak datang memberikan semangat dan menyatakan mendukung. Kelompok masyarakat kecil yang menginginkan perubahan bersatu menyatakan tekad mendukung tanpa pamrih.

Baca Juga :  Catatan : Oerangkiri, BERAS DAN KEKUASAAN

Dengan cepat Pasangan Calon Raja dari Hilir inipun mendapat simpati rakyat. Simpatisan dan relawan terbentuk dengan sendirinya disana sini.

Tak ada kost yang dikeluarkan. Umumnya para pendukung tadi merogoh kocek pribadinya.

Berbeda dengan pendukung Raja Kejab Boh yang setiap saat minta asupan tanpa mau mandiri. Pemilihan semakin dekat, berbagai isu dan skandal mulai muncul terkhusus soal ” Permaisuri”.

Rakyat mulai mendengar rumor bahwa Pasangan Raja Kejab Boh itu memiliki segudang masalah.

Ada kekhawatiran di Masyarakat bila nantinya Pasangan Raja Kejab Boh terpilih menjadi Raja mereka.

Meskipun terlihat kuat secara politik, tapi Pasangan Kejab Boh memiliki banyak keterikatan dengan bangsawan yang terlibat dalam korupsi masa lalu.

Keterlibatannya dengan golongan elit menimbulkan kekhawatiran di masyarakat bahwa Raja Kejab Boh akan memerintah bukan untuk rakyat nantinya, melainkan untuk memperkaya golongan semata.

Berita-berita buruk tentang suami Permaisuri dan masa lalunya kini menyeruak ke Publik terus diperbincangkan.

Para tetua istana dan bangsawan mulai meragukan keputusan Raja Kejab Boh kalau dipercaya menjadi Raja di Kerajaan Kelayau.

Ketika berita tentang korupsi dan konspirasi suami “ Permaisuri” menyeruak ke Publik, Raja Kejab Boh berada di titik terendahnya.

Rakyat mulai ragu apakah Raja kejab Boh benar-benar pemimpin yang tepat, atau hanya boneka dari “ Permaisuri” dan kelompoknya.

Kini Raja kejab Boh dipusingkan dengan isu miring yang menerpa Pendampingnya. Simpatik rakyat yang tadinya bulat kepadanya, mulai bergeser ke Pasangan Calon Raja Hilir.

Sementara para Panglima talam tetap asyik asyik saja tanpa memikirkan jantung Raja Kejab Boh yang mulai retak. Istana yang diimpikan kini berada di ujung jalan (**)

Follow WhatsApp Channel www.metrolangkat.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

“BUMD Langkat Dibajak? Publik Dipaksa Telan Proses Busuk”
Editorial Yong Ganas : Vonis Bebas Untuk Eka Depari…..
Editorial Yong Ganas : “Mimpi Aidil Ilham Lubis: Anak Bangsa yang Ingin Melawan Kutukan Orang Dalam”
Negeri Kelayau dan Raja Kejab Boh: Hikayat Sebuah Kekuasaan
Gembira Ginting Lawan Fitnah, Selamatkan Pendidikan
“Langkat Bergejolak: Dosa Lama yang Belum Selesai atau Badai Baru yang Sengaja Ditiup?”
“Satresnarkoba Bekerja, Publik Harus Mendukung Bukan Menghakimi”
Editorial Yong Ganas : Dishub Langkat, Jangan Hanya Hadir Saat Menghitung Uang
Berita ini 115 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 23 Juli 2025 - 20:00 WIB

“BUMD Langkat Dibajak? Publik Dipaksa Telan Proses Busuk”

Sabtu, 12 Juli 2025 - 08:51 WIB

Editorial Yong Ganas : Vonis Bebas Untuk Eka Depari…..

Jumat, 11 Juli 2025 - 15:13 WIB

Editorial Yong Ganas : “Mimpi Aidil Ilham Lubis: Anak Bangsa yang Ingin Melawan Kutukan Orang Dalam”

Sabtu, 21 Juni 2025 - 06:58 WIB

Negeri Kelayau dan Raja Kejab Boh: Hikayat Sebuah Kekuasaan

Rabu, 18 Juni 2025 - 11:59 WIB

Gembira Ginting Lawan Fitnah, Selamatkan Pendidikan

Berita Terbaru