Binjai – metrolangkat.com
Warga di sekitar Jalan Sukun, Kecamatan Binjai Barat, Kota Binjai, mengeluhkan aktivitas peternakan ikan lele yang telah beroperasi selama kurang lebih dua tahun.
Keberadaan peternakan tersebut menimbulkan bau busuk dan asap pekat yang mencemari udara serta mengganggu kenyamanan warga.
Menurut salah satu warga yang enggan disebutkan namanya, peternakan tersebut memproduksi pakan lele dari ayam busuk yang dibakar, sehingga menghasilkan asap dengan aroma menyengat yang menyebar hingga ke pemukiman.
“Asapnya sangat mengganggu. Aromanya tidak sedap, seperti bau ayam busuk yang dibakar. Udara jadi tercemar dan tak layak dihirup,” ujar warga tersebut, Jumat (30/5).
Aktivitas pembakaran pakan, kata warga, dilakukan hingga tiga kali sehari—pada pagi, siang, dan sore. Akibatnya, banyak warga memilih menutup pintu dan jendela rumah sepanjang hari.
“Anak-anak kami sering sakit karena udara sudah tidak sehat di sekitar sini,” tambahnya.
Warga mengaku pernah melaporkan permasalahan ini kepada kepala lingkungan (kepling) setempat.
Saat itu, aktivitas sempat dihentikan selama satu minggu. Namun, setelah kepling wafat, aktivitas kembali berjalan seperti biasa tanpa pengawasan.
“Kalau tidak ada tindak lanjut dari pihak berwenang, kami warga berencana menggelar aksi unjuk rasa. Kami khawatir terkena ISPA dan penyakit lainnya,” tegas warga.
Menindaklanjuti laporan warga, tim media melakukan investigasi langsung ke lokasi. Sesampainya di Jalan Sukun, aroma busuk langsung tercium dari arah peternakan yang tertutup pagar tembok dan seng. Terlihat pula kepulan asap yang diduga berasal dari proses pembakaran pakan.
Warga berharap pemerintah Kota Binjai, khususnya Dinas Lingkungan Hidup (DLH), segera turun tangan menangani masalah ini sebelum berdampak lebih serius terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan.(kus)