Langkat – metrolangkat.com
Terik matahari tak menghalangi ratusan warga Lingkungan II Ara Tunggal, Kelurahan Pekan Selesai, Kecamatan Selesai, Kabupaten Langkat, turun ke jalan.
Senin (17/3), mereka kembali memblokir Jalan Binjai-Selayang, tepat di depan Kantor Camat Selesai.
Bukan kali pertama, ini sudah aksi ketiga mereka di tahun 2025. Dan kali ini, amarah warga benar-benar tak terbendung.
“Cukup sudah!” seru Husnul Yakin, pria 54 tahun yang berdiri di depan barisan warga. Sorot matanya tajam, suaranya bergetar menahan geram.
“Kami bukan meminta, tapi menuntut! Jalan ini sudah rusak puluhan tahun, kami makan abu setiap hari, tapi tidak ada yang peduli.”
Jalan Binjai-Selayang yang seharusnya menjadi urat nadi penghubung antarwilayah, kini justru menjadi saksi bisu penderitaan warga.
Aspalnya hancur, berlubang di sana-sini, debu tebal beterbangan, membuat siapa pun yang melintas harus menahan napas.
Warga yang tinggal di pinggir jalan? Mereka terpaksa “hidup dalam kabut” saban hari.
Menurut warga, jalan rusak ini adalah akibat dari lalu lalang truk bermuatan material galian C yang diduga ilegal.
Truk-truk besar itu tak kenal waktu melintas, mengangkut muatan berat yang jelas melebihi kapasitas jalan kelas III.
Yang membuat hati mereka makin panas, truk itu melintas tepat di depan mata para pejabat, melewati Kantor Camat dan Polsek Selesai. Tapi tak ada yang bergerak, tak ada yang bersuara.
“Kami sudah berkali-kali sampaikan aspirasi! Sudah lelah kami menunggu janji-janji yang tak pernah ditepati,” tegas Husnul.
Warga menduga ada empat titik lokasi galian C ilegal di Kecamatan Selesai yang menjadi sumber derita mereka.
Husnul melanjutkan, pihak Kecamatan memang sempat merespon. Tapi sampai sekarang, semuanya hanya menggantung menunggu keputusan dari Pemkab Langkat.
“Masyarakat sudah cukup bersabar! Sepuluh kilometer jalan ini rusak sejak bertahun-tahun lalu.
Sekarang? Kesabaran itu sudah habis,” ujar Husnul, kali ini nadanya meninggi.
Di tengah aksi yang memanas, aparat kepolisian tampak berjaga-jaga, mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan. Namun aksi berlangsung damai.
Meski begitu, warga berikrar, mereka tidak akan mundur sampai ada langkah nyata. Bukan lagi janji. Bukan lagi wacana.
“Perbaiki jalan kami! Atau kami yang akan turun lagi, dan lagi!” pungkas Husnul.(kus/red)