Poto : Barino warga Pekubuan yang menyuarakan kegelisahan dengan memperlihatkan benteng sungai yang jebol.(ist)
LANGKAT – METROLANGKAT.COM
Barino (42) Seorang warga Desa Pekubuan, Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat, menyuarakan keputusasaan masyarakat setempat akibat jebolnya benteng sungai yang menyebabkan banjir parah di wilayah tersebut.
Melalui sebuah video yang direkam di lokasi kejadian, warga mendesak Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan Pemerintah Kabupaten Langkat untuk segera turun tangan.
Dalam video tersebut, tampak arus air deras mengalir melalui celah tanggul yang pecah, langsung menerjang permukiman warga.
Pria dalam video tersebut menjelaskan bahwa kondisi ini sudah berlangsung selama lebih dari sepekan tanpa adanya penanganan dari pihak terkait.
”Tolong kami. Kami warga Desa Pekubuan, Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat, memohon kepada pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten agar benteng yang pecah ini segera ditangani,” ujar pria tersebut dengan nada memelas, berdiri tepat di samping aliran air yang deras.
Ia menjelaskan bahwa jebolnya benteng ini menjadi biang kerok banjir yang tidak hanya merendam Desa Pekubuan, tetapi juga meluas ke desa-desa tetangga seperti Desa Pantai Cermin, Desa Lalang, Desa Pematang Cengal Barat, hingga Desa Pematang Cengal Timur.
Sudah Sepekan Tanpa Penanganan
Warga tersebut mengungkapkan kekecewaannya karena kerusakan infrastruktur ini belum disentuh perbaikan, padahal dampaknya sangat fatal bagi kehidupan warga.
Air sungai disebutnya langsung masuk ke desa tanpa penghalang, membuat banjir tidak kunjung surut.
”Dari mulai hari Kamis, 27 November 2025, sampai hari ini Jumat, 5 Desember 2025, belum ada penanganan,” tegasnya.
Secara spesifik, ia juga menyerukan nama Bupati Langkat (Plt), Syah Afandin, untuk memprioritaskan masalah ini.
“Tolong kepada Bapak Bupati Syah Afandin, tolong Pak, segera Pak. Timbun benteng ini, Pak. Ini air sungai langsung ke Desa Pekubuan, jadi air tidak bisa kering,” tambahnya.
Estimasi Kerusakan dan Material
Dalam video tersebut, warga juga memberikan rincian teknis mengenai kerusakan dan kebutuhan material darurat.
Ia memperkirakan tanggul yang jebol memiliki panjang sekitar 10 meter dengan lebar celah 10 meter dan kedalaman sekitar 3 meter.
Untuk penanganan darurat, warga memperkirakan kebutuhan material yang tidak terlalu besar jika pemerintah segera bertindak.
”Material dibutuhkan lebih kurang, kalau sertu 5 dump truck. Kalau menggunakan bambu untuk trocok, sekitar 200 batang,” jelasnya merinci kebutuhan logistik untuk menutup tanggul tersebut.
Warga berharap pemerintah segera memprioritaskan perbaikan benteng ini agar penderitaan masyarakat di lima desa terdampak tidak berlarut-larut.(Bar)
















