Keterangan photo : Plt Kadis Pendidikan Robert Hendra Ginting disela sela serah terima jabatan Kepala sekolah melakukan kegiatan bakti sosial.(ist)
Langkat – metrolangkat.com
Wibawa Kepala Dinas Pendidikan Langkat, Plt Kadis Robert Hendra Ginting, seolah dipermainkan oleh oknum pendidik di lingkungan Dinas Pendidikan Langkat.
Hal ini terlihat dari sikap beberapa kepala sekolah yang menolak menghadiri acara serah terima jabatan (sertijab) setelah diganti.
Pada Rabu (26/2/2025), Plt Kadis Pendidikan Langkat menggelar sertijab di empat sekolah di Stabat, yakni:
1. SD 0506002 LR Ibadah – dari Hj. Asmida ke Srihartati Ningsih
2. SD 050669 Ulu Brayun – dari Desember Hakiki Wulandari ke Zurais Ahmed
3. SD 056000 Kampung Baru – dari Nurlela ke Fauziahtul Husna
4. SD 056615 Wonosari – dari Tasni ke Endi Ryono
Namun, yang mengherankan, tak satu pun kepala sekolah yang diganti hadir dalam acara sertijab tersebut.
Aksi penolakan ini tidak hanya dilakukan oleh satu kepala sekolah, melainkan oleh beberapa kepala sekolah sekaligus.
Fenomena ini menandakan ketidakharmonisan dalam tubuh Dinas Pendidikan Langkat.
Beberapa waktu lalu, Plt Kadis Robert Hendra Ginting melakukan penyegaran dengan menunjuk sejumlah kepala sekolah sebagai Pelaksana Tugas (Plt) dan menerbitkan SK kepada mereka.
Namun, kebijakan ini justru mendapat penolakan dari Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S), yang seolah-olah berperan sebagai “raja kecil” dalam dunia pendidikan Langkat.
Sikap kepala sekolah yang tidak menghadiri sertijab ini mencerminkan betapa lemahnya koordinasi di tubuh Dinas Pendidikan Langkat.
Dunia pendidikan seharusnya menjadi contoh dalam menjunjung tinggi etika dan profesionalisme.
Namun, dengan adanya aksi pembangkangan ini, justru menunjukkan bahwa dunia pendidikan Langkat sedang tidak baik-baik saja.
Masyarakat kini menanti langkah tegas dari Plt Kadis Pendidikan dan Pemerintah Kabupaten Langkat untuk menyikapi tindakan ini.
Jika dibiarkan, bukan tidak mungkin otoritas dinas pendidikan akan semakin tergerus oleh oknum-oknum yang lebih mementingkan kepentingan pribadi dibandingkan kemajuan pendidikan di Langkat. (Yong)