Jakarta – METROLANGKAT.COM
Ramadhan adalah bulan mulia. Bulan suci Ramadhan adalah bulan ibadah dan ketaatan, bulan pengampunan dosa, rahmat dan pengampunan dari api neraka, di mana pintu-pintu surga dibuka, tobat diterima dan doa-doa dikabulkan.
Rasulullah SAW berpesan secara khusus menyambut Ramadhan.
Berikut ini sejumlah pesan Rasulullah SAW menghadapi bulan suci ini:
Pertama, pesan tentang pentingnya mengoptimalkan kebaikan Ramadhan
عن أنس بن مالك -رضي الله عنه- أن رسول الله -صلى الله عليه وسلم قال قدْ جاءَكُمْ شهرٌ مطهرٌ تفتحُ فيهِ أبوابُ الجنةِ وتغلُّ فيهِ الشياطينُ يعُدُّ المؤمنُ فيهِ العدُّةَ للصومِ والصلاةِ وهوَ نقمةٌ للفاجرِ يغتنمُ فِيها غفلاتِ الناسِ مَنْ حُرِمَ خيرَهُ فقدْ حُرِمَ
Dari Anas bin Malik RA, Rasulullah SAW bersabda, “Telah datang kepada kalian bulan yang menyucikan, yang di dalamnya pintu-pintu surga dibuka, setan-setan dikekang, dan di dalamnya seorang mukmin mempersiapkan diri untuk berpuasa dan shalat, dan di dalamnya terdapat laknat bagi orang-orang fasik, yang di dalamnya mereka mengambil keuntungan dari kelalaian manusia. Barang siapa yang terhalang dari kebaikannya, maka dia adalah merugi.” (HR Ibnu Addi)
Kedua, pesan agar tidak berbuat keji, berdebat, dan mencaci-maki
عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: قال الله عزوجل: كل عمل بن آدم له إلا الصيام؛ فإنه لي وأنا أجزي به، والصيام جنّة، وإذا كان يوم صوم أحدكم فلا يرفث، ولا يصخب، فإن سابّه أحد أو قاتله فليقل: إني امرؤ صائم، والذي نفس محمد بيده لخلوف فم الصائم أطيب عند الله من ريح المسك، للصائم فرحتان يفرحهما: إذا أفطر فرح، وإذا لقي ربه فرح بصومه
Dari Abu Hurairah RA, sesungguhnya Rasulullah SAW bersada, “( Allah Azza wa Jalla berfirman, “Setiap amal anak Adam adalah baginya kecuali puasa, sesungguhnya ia untuk –Ku, Aku yang akan membalasnya. Puasa adalah perisai, jika kalian sedang berpuasa janganlah berkata kotor atau menghardik. Apabila seseorang mengumpat atau memusuhinya, katakan: “Aku sedang berpuasa.” Demi Dzat yang jiwa Muhammad ditangan-Nya, bau mulut orang yang berpuasa lebih harum disisi Allah dari pada minyank wangi, bagi orang yang berpuasa ada dua kebahagiaan, ketika berbuka puasa ia bergembira dan ketika bertemu Rabbnya ia gembira dengan pahala puasanya.” (HR Imam Bukhari)
Ketiga, jangan dahului Ramadhan dengan puasa apapun kecuali sudah terbiasa
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةِ رضي الله عنه قاَلَ : قَالَ رَسُوْلُ الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لَا تَقَدَّمُوا رَمَضَانَ بِصَوْمِ يَوْمٍ , أَوْ يَوْمَيْنِ إلاَّ رَجُلاً كَانَ يَصُومُ صَوْماً فَلْيَصُمْهُ
Dari Abu Hurairah RA, dia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kalian dahului Ramadhan dengan berpuasa satu hari atau dua hari, kecuali seseorang yang biasa berpuasa, maka (tidak mengapa) dia berpuasa.” (HR Bukhari Muslim)
Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah mengumumkan awal Ramadhan, Hari Raya Idul Fitri (Syawal), dan Idul Adha (10 Zulhijah) 1446 H/2025 M.
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir mengatakan, maklumat ini disampaikan berdasarkan hasil kajian Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.
“Tadi PP Muhammadiyah sudah menyampaikan maklumat tentang pelaksanaan awal puasa Ramadhan, Idul Fitri dan Idul Adha,” ujar Haedar dalam konferensi pers penetapan hasil hisab awal Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah 1446 H di Yogyakarta, Rabu (12/2/2025).
Dia pun mengimbau kepada umat Islam, khususnya kepada warga Muhammadiyah dan para pimpinan Muhammadiyah untuk mengikuti maklumat ini.
“Secara khusus kepada keluarga besar Muhammad dan para elit Muhammadiyah agar mengikuti Maklumat PP Muhammadiyah,” ucap Haedar.
Maklumat PP Muhammadiyah tentang penetapan hasil hisab Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah tersebut dibacakan oleh Sekretaris PP Muhammadiyah, Muhammad Sayuti.
Menurut dia, ketetapan ini disampaikan berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.
Terkait penetapan awal Ramadhan 1446 H, Sayuti menyampaikan bahwa pada Jumat Legi, 29 Syaban 1446 H atau 28 Februari 2025 M, Ijtima menjelang Ramadhan terjadi pada pukul 07.46.49 WIB. Sedangkan tinggi bulan pada saat matahari terbenam di Yogyakarta yaitu plus 4 derajat 11 menit 8 detik, sehingga hilal sudah wujud. Pada saat matahari terbenam pada Jumat 28 Februari 2025 M di seluruh wilayah Indonesia, bulan berada di atas ufuk. Karena itu hilal sudah wujud.
“Di wilayah Indonesia, 1 Ramadhan 1446 H dengan demikian jatuh pada hari Sabtu Pahing tanggal 1 Maret 2025 M,” ujar Sayuti.
NU belum mengumumkan tanggal resmi awal Ramadhan 2025, tapi berpotensi sama dengan Muhammadiyah dan pemerintah, yakni 1 Maret 2025, jika hilal dapat dirukyat. NU masih menunggu hasil rukyatul hilal yang akan digelar pada 29 Sya’ban 1446 H (28 Februari 2025).
Jika hilal terlihat, maka 1 Ramadhan jatuh pada 1 Maret 2025, jika tidak, maka awal Ramadhan akan bertepatan dengan sehari setelahnya, yaitu 2 Maret.
Sementara itu, Kementerian Agama (Kemenag) akan menetapkan awal puasa Ramadhan 1446 H/ 2025 dalam Sidang Isbat (penetapan) yang akan digelar pada 28 Februari 2025. Sidang ini akan dipimpin langsung Menteri Agama RI, KH Nasaruddin Umar.
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Abu Rokhmad menjelaskan, sidang isbat akan dilaksanakan di Auditorium HM Rasjidi, Kementerian Agama, Jakarta Pusat.
“Seperti tahun-tahun sebelumnya, sidang ini akan dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk perwakilan ormas Islam, MUI, BMKG, ahli falak, serta perwakilan dari DPR dan Mahkamah Agung,” ujar Abu dalam keterangannya di Jakarta, Senin (10/2).
Abu menjelaskan, ada tiga rangkaian yang akan dilakukan dalam sidang isbat.
“Pertama, pemaparan data posisi hilal berdasarkan perhitungan astronomi. Kedua, verifikasi hasil rukyatul hilal dari berbagai titik pemantauan di Indonesia. Ketiga, musyawarah dan pengambilan keputusan yang akan diumumkan kepada publik,” ucap Abu.
Dia pun mengajak masyarakat menunggu hasil sidang isbat dan pengumuman pemerintah terkait awal Ramadan 1446 H. Ini sejalan dengan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) No 2 tahun 2004 tentang Penetapan Awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah.
“Kita berharap umat Islam di Indonesia bisa mengawali Ramadan tahun ini secara bersama-sama,” kata Abu.
Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah (Urais Binsyar) pada Ditjen Bimas Islam Kemenag, Arsad Hidayat menambahkan, berdasarkan data hisab awal Ramadan 1446 H, ijtimak terjadi pada Jumat, 28 Februari 2025, sekitar pukul 07.44 WIB. Pada hari yang sama, ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia sudah di atas ufuk antara 3° 5,91’ hingga 4° 40,96’, dengan sudut elongasi antara 4° 47,03’ hingga 6° 24,14’.
“Dengan kriteria ini, secara astronomi, ada indikasi kuat bahwa hilal akan terlihat,” ujar Arsad.
Data hisab ini akan dikonfirmasi melalui proses pemantauan hilal atau rukyatul hilal. Kemenag bekerja sama dengan Kantor Wilayah Kemenag di berbagai daerah akan melakukan pemantauan hilal di berbagai titik di seluruh Indonesia. Hasil hisab dan rukyat akan dipaparkan pada sidang isbat yang dipimpin Menteri Agama. (*)
Sumber Berita: republika