Langkat – METROLANGKAT.COM
Jumlah korban meninggal akibat banjir besar yang melanda Kabupaten Langkat kembali bertambah.
Data resmi terbaru per 9 Desember 2025, pukul 15.00 WIB, mencatat 13 orang meninggal dunia sejak bencana melanda pada Rabu (26/11) lalu. Banjir merendam 16 kecamatan, 142 desa, dan 27 kelurahan hingga saat ini.
Dua korban tambahan baru masuk dalam daftar resmi yang dirilis pemerintah daerah. Mereka berasal dari wilayah terdampak yang sebelumnya juga mencatat angka kematian tertinggi.
Berikut data identitas korban banjir yang meninggal berdasarkan wilayah:
Kecamatan Babalan – 6 orang meninggal
1. Arfa Athallah Hamizan (5), Securai Utara
2. Ayna Alfahira Yumna (2), Securai Utara
3. Alifia Khalisa (5), Securai Utara
4. Hartini (55), Pelawi Utara
5. Agus Suprayogi (63), Pelawi Utara
6. Mohon Manurung (50), Dusun 6 Teluk Meku
Seluruh korban dinyatakan meninggal akibat paparan banjir dan situasi evakuasi darurat.
Kecamatan Tanjung Pura – 1 orang meninggal
1. Masrum (70), Dusun Wampu Desa Pantai Cermin
Kecamatan Besitang – 6 orang meninggal
1. Nazla Rahmadani (16), hanyut saat menyelamatkan diri
2. Wiji (62), terseret arus banjir
3. Jeni (22), terlepas dari ibunya saat evakuasi
4. Sumisno (63), meninggal karena kelelahan dan penyakit bawaan
5. Rusli (63), kelelahan saat banjir, disertai penyakit paru
6. Oloan Purba (61), meninggal dalam perjalanan ke puskesmas setelah kelelahan membersihkan rumah
Sebagian korban meninggal bukan hanya akibat arus banjir, tetapi juga karena shock, penyakit penyerta, serta kelelahan dalam proses bertahan hidup pascabencana.
Kepala BPBD Langkat, Muhammad Ansyari, menegaskan bahwa keadaan di beberapa titik masih kritis.
Dua wilayah paling terdampak yakni Kecamatan Tanjung Pura dan Hinai dilaporkan masih tergenang dengan tinggi air 50 hingga 100 sentimeter.
“Kondisi di Tanjung Pura dan Hinai masih terdapat tinggi debit air yang mencapai 50-100 sentimeter,” ujar Ansyari, Rabu (10/12).
Upaya Pemkab Langkat
Pemkab Langkat menyatakan terus melakukan langkah percepatan, antara lain:
✔ Distribusi sembako dan sandang
✔ Penyaluran air bersih
✔ Pemeriksaan kesehatan di posko pengungsian
✔ Bantuan logistik melalui akses darat maupun air
Selain itu, pemerintah bersama masyarakat telah bergotong royong menutup titik tanggul Sungai Besilam yang jebol sepanjang 15 meter di Dusun X Mekar Sari, Desa Mekar Jaya, Kecamatan Wampu.
Karena kondisi belum stabil dan genangan masih menyisakan dampak luas, Pemkab Langkat kembali memperpanjang status tanggap darurat bencana hingga 16 Desember 2025.
Banjir yang terus bertahan selama lebih dari dua pekan kini telah memunculkan dampak sosial dan kesehatan di lapangan, sementara pemerintah masih berupaya mempercepat pemulihan dan penanganan kepada warga terdampak. (*)
















