Poto : Wakil Walikota Binjai, Hasanul
Binjai – metrolangkat.com
Fenomena bendera One Piece bergambar tengkorak bertopi jerami yang ramai dikibarkan di media sosial jelang Hari Kemerdekaan RI ke-80 memicu pro dan kontra di tengah masyarakat.
Sebagian menilai ini bentuk kritik atau satir, bahkan ada yang mengaitkannya dengan upaya disintegrasi bangsa.
Menanggapi hal ini, Wakil Wali Kota Binjai sekaligus Plt. Ketua DPD PSI Binjai, Hasanul Jihadi, SH., S.Sos., M.Kn., angkat bicara.
Ia menilai viralnya bendera anime tersebut merupakan bagian dari kebebasan berekspresi masyarakat, bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan secara berlebihan.
“Menurut saya, itu bentuk ekspresi masyarakat yang sah secara konstitusi. Kita tak perlu terlalu ketakutan atau menganggapnya ancaman,” kata Hasanul saat dikonfirmasi awak media, Sabtu (2/8/2025).
Pria yang akrab disapa Jiji itu menegaskan, seperti halnya pengibaran bendera partai, panji-panji Islam, atau simbol-simbol komunitas lainnya, masyarakat punya hak menyuarakan ekspresi mereka.
Namun Jiji tetap mengingatkan pentingnya menjaga nasionalisme agar tidak luntur hanya karena tren sesaat di media sosial.
“Ini menjadi catatan penting bagi pemerintah, jangan sampai semangat masyarakat ditunggangi kepentingan yang mengarah pada perpecahan,” tegasnya.
Menurutnya, fenomena ini juga bisa dibaca sebagai kritik atau satir dari masyarakat terhadap kinerja pemerintah.
Ia menyebut, ekspresi seperti ini seharusnya menjadi bahan evaluasi, bukan pemicu kegaduhan.
“Di Kota Binjai, kami melihat ini sebagai bentuk kritik yang harus ditanggapi dengan kerja nyata.
Pemerintah wajib memberi rasa optimisme dan harapan, bukan justru membungkam,” ujarnya.
Jiji juga mengingatkan bahwa tren bendera One Piece bukan hal baru. Ia mengklaim simbol itu juga pernah muncul saat kampanye Pilpres Prabowo-Gibran lalu.
Mengakhiri keterangannya, Hasanul mengajak seluruh masyarakat untuk tetap memupuk semangat nasionalisme menjelang 17 Agustus.
“Apapun bendera di belakang kita, jangan sampai menghapus rasa cinta tanah air. Ekspresi boleh, tapi semangat persatuan tetap yang utama,” tutupnya. (Kus)