Jakarta – METROLANGKAT.COM
Literasi zakat yang rendah di masyarakat masih menjadi tantangan dalam upaya mengoptimalkan potensi zakat nasional.
Berdasarkan perhitungan Badan Amil Zakat Nasional atau BAZNAS, Indonesia memiliki potensi zakat yang sangat besar, yakni mencapai Rp327 triliun per tahun.
Potensi ini dinilai masih jauh dari realisasi pengumpulan dana zakat , infak, dan sodakoh (ZIS) saat ini baru sekitar Rp 41 Triliun. Ini menunjukkan adanya selisih yang sangat besar.
“Salah satu masalah utama adalah tingkat literasi zakat yang rendah di kalangan masyarakat. Banyak masyarakat kita yang belum memahami pentingnya zakat sebagai instrumen kesejahteraan kolektif, dan hal tersebut berdampak pada rendahnya kesadaran untuk berzakat,” kata Wakil Ketua BAZNAS RI, Mokhamad Mahdum, dalam gelaran Sharia Future Network, di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, baru-baru ini.
Selain literasi, Mahdum menyampaikan, tantangan lain yang dihadapi BAZNAS adalah infrastruktur dan sinergi antarlembaga pengelola zakat.
“Dengan lebih dari 500 lembaga zakat di Indonesia, diperlukan kolaborasi untuk memastikan penyaluran zakat lebih efektif dan tepat sasaran,” ujar Mo Mahdum.
Lebih lanjut, Mo Mahdum menyampaikan, di tengah tantangan yang ada, BAZNAS melihat dukungan pemerintah sebagai peluang besar untuk memperkuat pengelolaan zakat di Indonesia.
“Dukungan tersebut berupa regulasi dan infrastruktur yang memungkinkan lembaga pengelola zakat seperti BAZNAS ini memiliki landasan yang kuat dalam menjalankan tugasnya, serta dapat meningkatkan akuntabilitas dan kepercayaan publik terhadap BAZNAS,” ucapnya.
Mahdum menyebutkan, kolaborasi lintas sektor, termasuk dengan swasta dan organisasi lain, juga penting untuk memperluas jangkauan program berbasis zakat dalam mencapai visi Indonesia Emas 2045. Selain itu, BAZNAS juga terus berupaya meningkatkan kualitas SDM pengelola zakat untuk mendukung pencapaian visi Indonesia Emas 2045.
“Dengan SDM yang berkualitas dan profesional, didukung oleh penerapan digitalisasi dalam pengelolaan zakat, kita bisa mewujudkan pengelolaan yang lebih efisien, transparan, dan tepat sasaran,” ujar Mahdum.
“Mari kita berzakat bersama BAZNAS. Zakat bukan hanya kewajiban agama, tetapi juga tanggung jawab sosial yang bisa membawa perubahan positif bagi bangsa,” lanjutnya.
Indonesia Emas 2045, dengan mengoptimalkan potensi zakat sebagai upaya strategis mengentaskan kemiskinan melalui pengelolaan yang inovatif dan berkelanjutan.
Sebelumnya, Pimpinan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Bidang Pengumpulan Rizaludin Kurniawan mengatakan, riset Baznas, dia menjelaskan bahwa sebenarnya masyarakat sudah mengeluarkan zakat langsung sekitar Rp61 triliun.
Zakat tersebut disalurkan secara langsung ke penerima manfaat dan tidak melalui lembaga resmi seperti Baznas.
Oleh sebab itu, Rizaludin mengatakan pihaknya saat ini terus berupaya agar dana zakat langsung tersebut dapat beralih penghimpunannya di lembaga-lembaga resmi.**