Foto : Dr. Relita Buaton menjelaskan hasil penelitian berbasis machine learning dengan metode A Priori, K-Means Clustering, dan KNN.(Kus)
Binjai | metrolangkat.com
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Komputer (STMIK) Kaputama Binjai menggelar diseminasi hasil penelitian terkait optimasi prestasi akademik siswa melalui Program Makan Bergizi Gratis (MBG), Selasa (16/12), di Aula Lantai IV Gedung A kampus setempat.
Kegiatan bertema “Diseminasi Optimasi Peningkatan Prestasi Siswa Berbasis Machine Learning melalui Program Makan Bergizi Gratis dalam Mendukung Indonesia Emas 2045” ini dihadiri Ketua STMIK Kaputama Dr. Relita Buaton ST, M.Kom

unsur pimpinan kampus, Ketua Yayasan PTIM Drs. Irwanto Tampubolon, perwakilan MBG Sumut, mahasiswa, serta perwakilan sekolah di Kota Binjai.
Dalam paparannya, Dr. Relita Buaton menjelaskan hasil penelitian berbasis machine learning dengan metode A Priori, K-Means Clustering, dan KNN.
Hasilnya menunjukkan adanya korelasi peningkatan nilai siswa pada mata pelajaran Sosial, Bahasa Inggris,
dan Agama melalui program MBG, dengan nilai support 39% dan confidence 80%, serta peningkatan nilai rata-rata siswa.
“Program MBG berkontribusi pada peningkatan prestasi akademik, khususnya bidang sosial.
Namun, peningkatan Matematika belum signifikan, sementara sosial dan agama menunjukkan kenaikan,” jelasnya.
Penelitian ini juga telah dipresentasikan pada Konferensi Internasional APTIKOM di Lampung dan meraih penghargaan.
Ketua Yayasan PTIM, Drs. Irwanto Tampubolon, menyambut baik hasil riset tersebut dan mendorong keberlanjutan diseminasi agar budaya penelitian dosen semakin berkembang.
Apresiasi juga disampaikan Rahmat R dari MBG Sumut mewakili Korwil Binjai.
Menurutnya, MBG merupakan investasi jangka panjang yang melibatkan banyak pemangku kepentingan serta menciptakan lapangan kerja baru.
“Satu dapur MBG menyerap anggaran sekitar Rp1 miliar. Secara nasional, program ini menciptakan sekitar 1,2 juta lapangan kerja dan menggerakkan UMKM lokal,” ujarnya.
Rahmat menambahkan, pengawasan kualitas dan higienitas bahan baku terus dilakukan.
Di Kota Binjai saat ini tersedia 15 dapur MBG dari kebutuhan 30 dapur, yang ditargetkan terpenuhi pada Februari mendatang.
Kegiatan diseminasi ditutup dengan sesi tanya jawab antara peserta, peneliti, dan narasumber. (Kus*)
















